jpnn.com, JAKARTA - Capres 2024 dari NasDem Anies Baswedan mengaku terkoneksi dengan PKS seusai menggelar pembicaraan dengan dua elite parpol berkelir putih, hitam, dan oranye itu, yakni Ahmad Syaikhu dan Ahmad Heryawan atau Aher.
"Ada kesamaan chemistry dengan diskusi yang santai," ujar dia ditemui di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Minggu (30/10).
BACA JUGA: Presiden PKS Mendoakan Anies dan Aher Berjodoh untuk Pilpres 2024
Anies mendatangi kantor DPP PKS di Jakarta Selatan, Minggu (30/10), untuk menjadi narasumber acara Pelatihan Relawan Advokasi PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial).
Anies terekam menggelar pertemuan dengan Syaikhu dan Aher di sebuah ruangan khusus, kantor DPP PKS, sebelum berbicara sebagai narasumber.
BACA JUGA: Anies Bertemu Presiden PKS dan Aher di Ruang Khusus, Bahas Soal Pilpres 2024
Anies bahkan mengaku tidak canggung ketika berkomunikasi dengan Aher.
Pasalnya, semasa menjabat Gubernur DKI Jakarta, dia rutin berbicara dengan Wakil Ketua Majelis Syura PKS itu.
BACA JUGA: Anies Baswedan Ungkap Tiga Kriteria Cawapres Pilihannya, Poin 1 Sangat Penting
Menurut Anies, pembicaraannya dengan Aher dahulu membahas tentang pemerintahan, karena alumnus Institut Pertanian Bogor itu pernah menjabat Gubernur Jawa Barat.
"Kami sering berdiskusi bagaimana menyelesaikan masalah yang ada di Jakarta dan Jawa Barat," tutur Anies.
Sementara itu, Aher mengisyaratkan PKS akan mendukung Anies pada Pilpres 2024, karena partai yang berdiri pada 1998 itu punya koneksi dengan mantan rektor Universitas Paramadina tersebut.
“Tampaknya 99 persen menyambung, insyaAllah dengan Pak Anies Baswedan," ucap Aher.
Namun, menurut dia, pendeklarasian calon presiden yang akan diusung oleh PKS akan diputuskan melalui musyawarah dari Majelis Syura.
"Insyallah pada hari-hari ke depan akan dilaksanakan dan salah satunya tentu kapan keputusan tersebut (deklarasi, red) tiba," ungkap Aher. (ast/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Elektabilitas Ganjar, Prabowo & Anies Bersaing Ketat, Mbak Puan? Hmmm
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan