jpnn.com, BANYUWANGI - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan berkomentar terkait Indonesia yang hingga saat ini masih mengimpor garam dari negara lain padahal memiliki lautan yang luas.
"Konsumsi garam pertahun kita itu rata-rata sekitar 1,5 juta ton per tahun, nah produksi kita ini menurun apalagi dalam tiga tahun terakhir ini," kata Anies di acara Desak Anies di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (28/12).
BACA JUGA: Ternyata Anies Baswedan Sering Ditampar saat Kampanye Pilpres 2024, Waduh
Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu lantas memaparkan data yang mana Indonesia pada tahun 2019 masih memproduksi 2,5 juta ton, tetapi di 2022 turun menjadi 0,8 juta ton.
"Ada penurunan signifikan. Nah yang ada standar natriumnya itu masih kurang dari 94 persen, sementara yang kita boleh konsumsi di atas 94 persen," jelas Anies.
BACA JUGA: Berpihak ke Nelayan, Anies Bakal Cabut Kebijakan Era Jokowi Ini
Menurut Anies untuk membenahi hal tersebut bukan suatu hal yang rumit, tetapi membutuhkan sebuah keseriusan.
"Pertama, banyak teknologi baru yang bisa dipakai untuk produksi garam, jangan para pegiat dibiarkan begitu saja tanpa dibantu teknologi terbaru. Kedua, kolaborasi dengan lembaga-lembaga penelitian yang bisa menciptakan inovasi untuk teknologi pemanenan garam," tukas Anies.
BACA JUGA: Nelayan Keluhkan Perizinan, Anies: Kami Jemput Bola, Tak Perlu ke Mana-Mana
"Pemerintah juga harus ada insentif ekstra kepada pelaku di bidang garam supaya mereka mau berusaha di bidang ini. Insetif itu artinya ada bantuan keuangan supaya produksi garam kita meningkat dan tidak perlu impor," pungkasnya. (jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com