jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta menjelaskan, soal penggunaan kata rakyat di nama partai yang dipimpinnya.
Menurut dia, Gelora ingin menjadikan rakyat sebagai pusat dari pergerakan partai.
BACA JUGA: Anis Matta Beber 3 Ciri Pembeda Partai Gelora dari PKS dan Parpol Lain
Anis mengungkapkan itu ketika berpidato di puncak acara Partai Gelora saat merayakan HUT Ke-75 RI, Senin (17/8).
"Sebab, yang ingin kami ciptakan ialah rakyat sebagai pelaku sejarah. Mereka yang bertanggung jawab atas kehidupannya," kata Anis.
BACA JUGA: Dahlan Iskan: Partai Gelora Bisa Bikin Road Map Mencari Pemimpin Berkualitas
Menurut dia, petinggi Gelora bisa saja menggunakan kata kebangkitan, kesejahteraan, dan pembangunan ketika hendak menamakan partai.
Namun, kata-kata itu urung dipilih karena tidak menjadikan rakyat menjadi titik kunci dari perjuangan partai.
BACA JUGA: Pemerintah Akui Gelora, Anis Matta Temui Jokowi di Istana
"Di partai ini kami ingin menjadikan rakyat sebagai pelaku utama sejarahnya. Oleh karena itu, kami menjadikan rakyat sebagai nama," beber Wakil Ketua DPR Periode 2009-2013 itu.
Lebih lanjut, Anis menyadari, terdapat pihak yang mengkritik penggunaan kata rakyat sebagai nama partai.
Para pengkritik menilai kata rakyat mewakilkan kubu kiri dalam sistem politik Indonesia.
"Ada kritik, waktu pertama Partai Gelora lahir, kenapa pakai nama rakyat, kenapa tidak pakai bangsa dan tidak pakai umat. Saya bilang, rakyat juga berasal dari bahasa Arab," terang dia.
Anis menjelaskan, kata rakyat sebetulnya memiliki makna dalam. Terlebih jika melihat arti kata rakyat dari bahasa Arab.
Rakyat bisa diartikan dengan merawat dan memelihara. Hal itu, kata dia, berhubungan dengan makna pertanggungjawaban.
"Bahwa setiap individu itu mempunyai tanggung jawab untuk merawat sesuatu yang menjadi pertanggungjawabannya. Makanya dalam kata rakyat terkandung dua makna sekaligus yakni makna pertanggungjawaban dan makna perawatan," ungkap Anis.
"Nah, kita sebagai rakyat bertanggung jawab merawat diri kita sendiri dan karena itu sumber kemajuan bersama adalah rasa tanggung jawab kolektif dan semangat diri kita secara kolektif," pungkas dia. (ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan