Dahlan Iskan: Partai Gelora Bisa Bikin Road Map Mencari Pemimpin Berkualitas

Minggu, 16 Agustus 2020 – 09:41 WIB
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia bisa mengambil peran untuk menyiapkan para pemimpin berkualitas, meskipun saat ini pemimpin yang terpilih hanyalah yang paling populer di masyarakat, bukan yang berkualitas.

Namun, hal itu harus terus diupayakan hingga ditemukan seorang pemimpin yang berkualitas dan populer di masyarakat.

BACA JUGA: Mau Daftar jadi Anggota di Partai Gelora? Ini Aplikasinya di Playstore

Partai Gelora bisa membuat roadmap (peta jalan) pemimpin berkualitas dan populer.

"Poin paling penting yang harus ada di dalam seorang pemimpin adalah kemampuannya dalam memajukan negara ini. Partai Gelora tidak ada beban apa pun, ya mulailah sesuatu yang menerobos, menyiapkan para pemimpin," kata tokoh pers Dahlan Iskan dalam 'Orientasi Kepemimpinan (OKE) API Gelora dengan tema 'Membangun Kepemimpinan Indonesia Maju di Tengah Krisis Global’ yang diselenggarakan oleh Partai Gelora Indonesia, Sabtu (15/8).

BACA JUGA: Respons Ketum Partai Gelora Indonesia Soal Pilkada 2020


Dahlan Iskan. Foto: tangkapan layar

Keberadaan Akademi Pemimpin Indonesia (API), bisa menjadi alat bagi Partai Gelora untuk menyiapkan pemimpin berkualitas dan populer, misalkan menjaring 100 orang dari berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai latar dan track record-nya.

BACA JUGA: Gelora Partai Islam Nasionalis, Ustaz Mahfuz Ajak Siapa pun Bergabung demi Bawa RI Masuk 5 Besar Dunia

"Katakanlah dari 100 itu diseleksi menjadi 15 orang dan track record-nya harus baik. Saya yakin Partai Gelora bisa, karena memilliki kemampuan kerja-kerja teknokrat dan bisa menyiapkan pemimpin secara terukur dan target-targetnya. Tinggal nanti memopulerkan calon yang berkualitas itu," katanya.

Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) era Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY) itu menyampaikan, kegelisahannya terkait calon pemimpin Indonesia ke depan, apabila sistem pemilu masih seperti sekarang.

Bagi Dahlan, masyarakat cenderung melihat kepopulerannya saja.

"Saya belum melihat indikasi bahwa tidak ada jaminan yang terpilih adalah yang berkualitas. Tetap saja yang terpilih adalah yang populer, yang disenangi (masyarakat). Padahal yang disenangi belum tentu berkualitas. Tentu yang belum populer bisa menangis," ujar Dahlan.

Dia mengungkapkan, kegelisahan dirinya juga dialami oleh mantan Presiden SBY, bahwa pemimpin setelah dirinya belum tentu berkualitas dan populer.

"Pak SBY juga gelisah siapa pengganti dirinya, mampu saja tidak cukup karena akan tidak sukai masyarakat," ujarnya.

Mantan Direktur PLN ini meyebut, orang-orang di balik partai Gelora merupakan orang-orang yang mampu dan berkualitas.

Namun, orang-orang berkualitas ini cenderung sulit populer karena dianggap terlalu serius.

Terbukti banyak pejabat di negara ini yang terpilih karena kepopulerannya. Sehingga menurutnya, kualitas dan kemampuan seseorang tidak lagi menjadi prioritas utama yang harus dimiliki oleh para pejabat atau calon pemimpin Indonesia.

"Mengandalkan kemampuan saja tidak akan terpilih dan ini terbukti sekarang, orang-orang yang populer banyak yang terpilih. Yang mampu ini biasanya sulit populer karena terlalu serius. Sementara yang populer tidak serius. Kalau semakin serius, tidak terlalu disukai," kataya.

Namun, bagi Dahlan keberadaan Partai Gelora tetap menjadi harapan bagi Indonesia untuk melahirkan pemimpin-pemimpin, tidak hanya sekadar berkualitas saja, tetapi juga populer.

Kerja-kerja selanjutnya adalah mempopulerkan pemimpin berkualitas tersebut.

"Partai Gelora harus berani melakukan terobosan membuat road map pemimpin Indonesia 4, 9 tahun 11 tahun dan seterusnya. Hal ini agar ditemukan pemimpin yang mampu sekaligus populer dan mereka tidak kalah suara dari calon pemimpin yang hanya mengandalkan kepopuleran itu," ujarnya.

Dahlan menambahkan, upaya yang dilakukan Partai Gelora dalam menyiapkan pemimpin melalui Akademi Pemimpin Indonesia perlu mendapatkan dukungan dari semua pihak, seluruh komponen bangsa.

Sebab, sistem demokrasi yang sudah terbangun saat ini tidak mungkin dikembalikan lagi pada sistem kediktatoran seperti era Orde Baru.

Namun, yang perlu diperbaiki saat ini adalah masalah penegakan hukumnya, jangan dijadikan alat untuk penguasa.

"Diktator itu tidak ada yang baik kecuali di China dan Singapura. China karena sistemnya, Singapura karena orangnya. Nah kalau saya, demokrasi harus tetap berjalan, tetapi dibarengin dengan penegakan hukum yang jelas," pungkasnya.

Partai Gelora saat ini sedang menyiapkan pemimpin-pemimpin Indonesia ke depan dan membangun narasi Indonesia menjadi lima besar kekuatan dunia melalui Akademi Pemimpin Indonesia.

Partai Gelora Indonesia juga secara masif melakukan koordinasi kepada seluruh komponen anak bangsa dengan membentuk Akademi Manusia Indonesia (AMI).

AMI ini sifatnya membentuk diri dan kepribadian jati diri Indonesia.

Dengan keberadaan AMI dan API ini, mimpi Indonesia menjadi kekuatan kelima dunia sejajar bersama Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia dan China bisa terwujud. (*)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler