TANJUNG PRIOK - Tidak bisa dimungkiri pada bulan Ramadan ini para anak jalanan (anjal) kian menjamur di pusat keramaian. Selain mengganggu ketertiban umum, kondisi itu juga mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
Sebenarnya, di Jakarta Utara puluhan anjal berkali-kali sudah kena razia. Suku Dinas Satpol PP Jakarta Utara sejak awal Ramadan sudah menerjunkan ratusan personelnya untuk melakukan razia. Mulai dari razia anjal, perempuan seks komersial (PSK), bajing loncat, dan peniris BBM.
Kasudin Satpol PP Jakarta Utara Supartono menjelaskan, laporan dari warga sangat dibutuhkan dalam operasi terhadap penyakit masyarakat (pekat). Dia menilai, tidak sedikit tempat yang semestinya harus dipantau luput dari pantauan petugas. Karena itu, Supartono meminta agar warga dan organisasi masyarakat (ormas) melaporkan setiap hal yang dianggap mengganggu dan meresahkan warga.
Khususnya, selama pelaksanaan ibadah puasa. "Ormas memang tidak boleh melakukan sweeping. Tapi, memantau dan melaporkan jelas tanggung jawab bersama," ujarnya.
Kepala Seksi Operasi Sudin Satpol PP Jakarta Utara Salmon Nadapdap mengakui bahwa personelnya telah melakukan razia intens di semua wilayah Jakarta Utara sejak awal Ramadan. Hasilnya, 13 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) diciduk petugas dalam satu hari. Menurut Salman, pertumbuhan PMKS pada bulan Ramadan memang selalu meningkat. Namun, dia berjanji untuk wilayah Jakarta Utara petugas akan terus melakukan pengamanan.
"Kami terus berusaha menciptakan rasa aman untuk warga. Apalagi saat ini sedang bulan Ramadan," imbuhnya.
Untuk mengimbangi jumlah PMKS yang membeludak, satpol PP menerjunkan lebih dari 15 personel di setiap titik rawan. Salmon mengatakan, pihaknya terus menjaga beberapa wilayah yang dipastikan menjadi tempat mangkal para PMKS di Jakarta Utara. Seperti Jalan Yos Sudarso, Enggano, RE Martadinata, Jalan Sulawesi, dan Jalan Raya Cakung-Cilincing. "Kami juga sisir Jalan Gunung Sahari dan Jembatan Tiga Pluit," tegasnya. (syn/c1/ind)
Sebenarnya, di Jakarta Utara puluhan anjal berkali-kali sudah kena razia. Suku Dinas Satpol PP Jakarta Utara sejak awal Ramadan sudah menerjunkan ratusan personelnya untuk melakukan razia. Mulai dari razia anjal, perempuan seks komersial (PSK), bajing loncat, dan peniris BBM.
Kasudin Satpol PP Jakarta Utara Supartono menjelaskan, laporan dari warga sangat dibutuhkan dalam operasi terhadap penyakit masyarakat (pekat). Dia menilai, tidak sedikit tempat yang semestinya harus dipantau luput dari pantauan petugas. Karena itu, Supartono meminta agar warga dan organisasi masyarakat (ormas) melaporkan setiap hal yang dianggap mengganggu dan meresahkan warga.
Khususnya, selama pelaksanaan ibadah puasa. "Ormas memang tidak boleh melakukan sweeping. Tapi, memantau dan melaporkan jelas tanggung jawab bersama," ujarnya.
Kepala Seksi Operasi Sudin Satpol PP Jakarta Utara Salmon Nadapdap mengakui bahwa personelnya telah melakukan razia intens di semua wilayah Jakarta Utara sejak awal Ramadan. Hasilnya, 13 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) diciduk petugas dalam satu hari. Menurut Salman, pertumbuhan PMKS pada bulan Ramadan memang selalu meningkat. Namun, dia berjanji untuk wilayah Jakarta Utara petugas akan terus melakukan pengamanan.
"Kami terus berusaha menciptakan rasa aman untuk warga. Apalagi saat ini sedang bulan Ramadan," imbuhnya.
Untuk mengimbangi jumlah PMKS yang membeludak, satpol PP menerjunkan lebih dari 15 personel di setiap titik rawan. Salmon mengatakan, pihaknya terus menjaga beberapa wilayah yang dipastikan menjadi tempat mangkal para PMKS di Jakarta Utara. Seperti Jalan Yos Sudarso, Enggano, RE Martadinata, Jalan Sulawesi, dan Jalan Raya Cakung-Cilincing. "Kami juga sisir Jalan Gunung Sahari dan Jembatan Tiga Pluit," tegasnya. (syn/c1/ind)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terancam Penggusuran, Warga Rawajati Datangi Ombudsman
Redaktur : Tim Redaksi