Jubir Sekjen PBB Ban Ki-moon, Eduardo del Buey, mengatakan bahwa Brahimi langsung menyanggupi mandat yang diberikan kepada dirinya tersebut. Politikus yang juga dikenal sebagai juru runding dan pekerja keras itu bersedia menggantikan posisi Annan sebagai utusan damai PBB di Syria. Bahkan, dia bersedia menjalankan tugasnya sesegera mungkin.
Del Buey juga mengimbau masyarakat internasional, terutama Dewan Keamanan (DK) PBB, mendukung penuh Brahimi. "Untuk menjalankan tugas pentingnya, Brahimi membutuhkan dukungan yang kuat, total, dan jelas dari masyarakat global," tandasnya. Dalam hitungan hari, kata dia, Brahimi akan tiba di markas besar PBB di New York untuk berkoordinasi.
Dari Paris, Prancis, Brahimi mengonfirmasikan penunjukannya sebagai utusan damai untuk Syria tersebut. Melalui sambungan telepon, dia menyatakan bahwa mandat yang dia terima kali ini cukup berat. "Ini adalah misi yang sangat kompleks dan sangat-sangat sulit," ujarnya kepada Associated Press kemarin. Karena itu, dia berharap, masyarakat internasional mau bekerja sama dalam mengakhiri krisis Syria.
"Saya sangat berharap, krisis bisa diselesaikan tanpa harus terjadi intervensi militer. Sebab, menurut saya, aksi militer hanya akan memperburuk krisis diplomatik antara Syria dan negara-negara lain di dunia," papar pria yang beberapa kali menjadi utusan damai tersebut. Pada 1989"1991 Brahimi menjadi utusan khusus Liga Arab untuk Lebanon dan berperan penting dalam mengakhiri perang sipil.
Kemarin beberapa diplomat PBB mengatakan bahwa sebenarnya Brahimi tidak langsung menerima penunjukannya sebagai utusan damai Syria. Kabarnya, PBB sudah menunjuk tokoh yang berambut putih itu sejak Annan mengundurkan diri pada 2 Agustus lalu. Tetapi, Brahimi baru memberikan jawaban pekan ini karena merasa tidak yakin dengan dukungan DK PBB.
"Menjadi utusan damai untuk Syria tidak ubahnya menjalankan misi yang mustahil (mission impossible). Karena itu, wajar jika siapa pun yang diserahi mandat tersebut akan mempertimbangkan masak-masak dulu keputusannya," beber Gerard Araud, duta besar Prancis untuk PBB. Dia berharap, Brahimi mampu menjalankan tugasnya sampai tuntas, tidak seperti Annan yang gagal di tengah jalan. (AP/AFP/Rtr/hep/c12/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Inggris Ngotot Tangkap Pendiri Situs Wikileaks
Redaktur : Tim Redaksi