jpnn.com, JAKARTA - Film pendek Kau Adalah Aku Yang Lain (KAAL) menuai kontroversi.
Namun, Gerakan Pemuda (GP) Ansor tak mempermasalahkan pemenang Police Movie Festival IV 2017 kategori film pendek itu.
BACA JUGA: GP Ansor Dirikan 604 Posko Mudik Lebaran
Wakil Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor Abdul Haris Ma'mum menilai, video berdurasi tujuh menit 41 detik itu justru sarat dengan pesan-pesan penting terkait kemanusiaan.
Terutama soal toleransi antarumat beragama. Menurut Haris, kontroversi terhadap tafsir sebuah karya sah-sah saja.
BACA JUGA: GP Ansor Imbau Masyarakat Dukung Realokasi Subsidi Listrik
Meski begitu, jika ditonton dengan saksama dan utuh, film tersebut sangat bagus.
Tidak hanya dari sisi sinematrografi maupun isi cerita, tetapi juga pesan yang ingin disampaikan.
BACA JUGA: Gandeng Kemensos, GP Ansor Gelar Tadarus Kebangsaan Antinarkoba
"Film ini layak menang karena memang bagus. Edukatif juga. Film bagus memang selalu memiliki dimensi dialektika. Film terbuka untuk dikritisi. Namun, untuk film ini, saya menyarankan untuk menontonnya secara utuh, jangan sepotong-sepotong. Sebab, ya, nanti jadinya hanya bisa berkomentar miring bahwa film ini melecehkan Islam. Justru saya melihat film ini sarat pesan toleransinya," kata Abdul, Jumat (30/6).
Dia mengatakan, yang dianggap beberapa kalangan sebagai melecehkan Islam adalah adegan di mana ada kakek yang ngotot tak mau membukakan jalan untuk ambulans yang membawa pasien nasrani yang sakit keras.
Alasan si kakek, jalan itu ditutup untuk pengajian. Namun, pada akhirnya si kakek yang berpikiran fanatik sempit itu memberi jalan untuk ambulans.
Itu terjadi setelah dia diberi pemahaman menyejukkan oleh tokoh pemuda, polisi, dan kiai.
"Saya apresiasi benar film ini. Film dengan indah menunjukkan kebesaran Islam sebenarnya yang memayungi keberadaan agama dan keyakinan lain. Allah SWT menciptakan manusia berbeda-beda, begitu juga dengan agama dan keyakinannya. Film ini dengan jernih menggambarkan Islam yang memberi rahmat bagi semesta, Islam yang rahmatan lilalamin," kata Abdul.
Dia tak menampik semua agama memiliki penganut yang terlalu fanatik dan berpikiran sempit.
"Syiar Islam yang sejuk berhasil ditampilkan dalam film pendek KAAL ini. Saya sangat menyayangkan bila beberapa kalangan mencerca film ini dengan anggapan melecehkan Islam. Apalagi, menuding KAAL sebagai bagian dari upaya pihak kepolisian memberi stigmatisasi kepada umat Islam sebagai intoleran," tegas Abdul. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Yaqut Cholil Qoumas: GP Ansor Akan Pasang Badan
Redaktur & Reporter : Ragil