JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai mengatakan lima yang ditembak mati di dua tempat di Bali, masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) kasus perampokan Bank CIMB Medan, Sumatera Utara dan terduga kelompok jaringan terorisme Solo.
"Kelimanya masuk dalam DPO untuk dua peristiwa yani kasus perampokan Bank CIMB di Sumatera Utara dan kelompok jaringan terorisme Solo," kata Ansyaad, di sela-sela rapat dengan Komisi III DPR, Senin (19/3).
Menurutnya, semua tersangka teroris di Bali meninggal dunia karena saat ditangkap melakukan perlawanan, sehingga terjadi saling baku tembak antara teroris dengan Densus 88 Antiteror Polri.
"Karena sudah baku-tembak, kami dapat pastikan penembakan terhadap kelompok teroris Bali itu sesuai dengan SOP dan langkah itu dilakukan sesuai hukum internasional," tegasnya.
Dijelaskannya, polisi juga menyita dua senjata api jenis FN dari tangan terduga teroris yang dilumpuhkan di Bali. "Barang bukti yang disita dua pucuk senpi FN. Satu pucuk disita di TKP (Tempat Kejadian Perkara) Sapotan, satu pucuk lagi di TKP Jalan Danau Poso.
Selain itu, lanjutnya, juga disita dua magasin dan 48 butir peluru kaliber 9 milimeter serta sebo (penutup wajah). "Kelompok teroris yang berhasil dilumpuhkan di Bali ini sesungguhnya telah dipantau dan diamati sejak tiga bulan lalu dan mereka rencananya akan merampom Toko Emas Uluwatu dan Bali Money Changer," tegasnya.
Sebelumnya, Minggu (18/3) malam, polisi menembak mati lima terduga teroris di dua lokasi yakni TKP Sapotan dan TKP Jalan Danau Poso di Bali. Mereka yang dilumpuhkan itu adalah Hn (DPO CIMB Medan, 32 tahun, asal Bandung) dan Ag (30). Adapun tersangka di TKP Jalan Danau Poso, Sanur adalah UH alias Kapten, DD, dan M alias Abu Hanif (30). (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaku Terkait Perampokan Medan
Redaktur : Tim Redaksi