jpnn.com, JAKARTA - Analis DFCX Futures Lukman Leong menilai Environment, Social and Corporate Governance (ESG) saat ini berpengaruh agar lebih mudah mengakses pasar internasional.
Menurut Lukman, tren ESG di Indonesia masih awal namun akan sangat berpengaruh pada masa mendatang. Oleh karena itu apa pun yang dilakukan harus disesuaikan kondisi.
BACA JUGA: Wow, Harga Emas Antam Kembali Naik pada 20 September
Lukman juga mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang mau mengimplementasikan ESG sejak dini.
Salah satunya yakni Antam, yang merupakan anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID.
BACA JUGA: Usung We are Inspired by You, Nippon Paint Indonesia Rayakan Hari Jadi ke-54
Sebagai salah satu wujud implementasi aspek governance, Antam menjalankan tata kelola perusahaan dengan berdasarkan peraturan dan kebijakan yang berlaku.
“Antam juga melakukan publikasi terkait kinerja perusahaan dan kinerja ESG secara rutin kepada publik sebagai bagian dari akuntabilitas dan transparansi informasi,” kata Faisal.
BACA JUGA: MA Tolak PK PT Antam Terkait Kasus dengan Budi Said
Komitmen Antam dalam implementasi ESG dinilai dan diakui baik oleh lembaga nasional maupun internasional yang kredibel dan independent.
Sejak 2021, ANTAM telah terdaftar sebagai pada MSCI Indonesia ESG Leaders Index without major involvement in ESG controversies.
Pada Bursa Efek Indonesia, Antam juga menjadi salah satu saham leading ESG Index In Indonesia.
Terpisah, Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan perseroan senantiasa melaksanakan good mining practice dan melaksanakan keberlanjutan agar memberikan manfaat positif bagi masyarakat, terutama di sekitar wilayah operasi.
Dia juga mengatakan ESG menjadi isu yang krusial dalam industri pertambangan, karenanya Antam senantiasa berupaya untuk mematuhi ketiga aspek tersebut dalam menjalankan operasional bisnis perusahaan.
“Antam merupakan perusahaan yang berkomitmen menjalankan bisnis yang berkelanjutan, maka kami pun senantiasa mematuhi setiap aspek operasional pertambangan yang baik, termasuk di dalamnya dalam menjalankan ESG,” paparnya.
Adapun salah satu upaya pengelolaan lingkungan untuk mendukung dekarbonisasi sekaligus pencapaian net zero emission 2060 adalah dengan penggunaan bahan bakar eco-friendly dan dari sumber energi terbarukan.
Faisal menjelaskan upaya yang dilakukan Antam antara lain penggunaan bahan bakar B30 untuk kendaraan alat berat di wilayah operasi dan juga penggunaan renewable energy sources seperti PLTA.
Sementara pada aspek sosial, Faisal menyebut perusahaannya menjalankan komitmen keselamatan dan kesehatan kerja yang terlihat dari tercapainya zero fatality di Antam.
“Kami juga menjunjung tinggi kebijakan Hak Asasi Manusia, menjalankan inklusivitas, serta memberikan perlakuan dan kesempatan yang sama bagi masyarakat lokal. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya mengembangkan masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan,” imbuh Faisal.
Antam juga secara berlaka melakukan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) salah satunya melalui program kemitraan.
Faisal menyebut melalui program ini, perusahaannya secara berkala melakukan pendampingan kepada para UMKM yang menjadi bagian mitra binaannya.
“Pendampingan UMKM ini dilakukan Antam sebagai bagian dari kontribusi perusahaan untuk masyarakat, di samping kontribusi melalui pajak negara,” tegas Faisal.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada