jpnn.com, JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) berhasil membukukan laba usaha sebesar Rp137,54 miliar selama triwulan pertama 2020 (Q120) di tengah pandemi Covid-19.. Adapun total penjualan mencapai Rp5,20 triliun, dengan porsi penjualan ekspor sebesar Rp1,37 triliun atau 26 persen dari total penjualan.
Sekretaris Perusahaan ANTAM Kunto Hendrapawoko menjelaskan emas dan feronikel menjadi kontributor terbesar terhadap penjualan selama kuartal pertama 2020.
BACA JUGA: PT Antam Bantu Rusida dan Endang Hidupkan Lagi Usahanya dari Dampak Pandemi
"Penjualan emas sebesar Rp3,97 triliun atau 76 persen, sedangkan feronikel berkontribusi sebesar Rp965,95 miliar atau 19 persen," ungkap Kunto.
Diakui Kunto pandemi Covid-19 berdampak signifikan bagi industri pertambangan global, salah satunya mengakibatkan pembatasan aktivitas perdagangan internasional. Meski begitu, ANTAM mampu menjaga laju produksi dan penjualan komoditas tambang.
BACA JUGA: New Normal, ANTAM Terapkan Sistem Jual Beli Emas Lewat Online
Produksi feronikel mencapai 6.315 Ton nikel dalam feronikel (TNi) dengan tingkat penjualan mencapai 6.379 TNi. Adapun, produksi emas 446 kg (14.339 troy oz.), dengan volume penjualan emas sebesar 5.097 kg (163.872 troy oz.).
Seiring dengan transisi fase normal baru, kondisi perekonomian dan permintaan global mulai mengalami tren positif pada triwulan kedua 2020, ANTAM terus berupaya untuk meningkatkan capaian produksi dan penjualan komoditas utama perusahaan.
BACA JUGA: Antam Tebar Dividen Rp67 Miliar
"Perusahaan akan berfokus pada pengembangan sumber daya nikel dan bauksit yang dapat menunjang rencana pengembangan bisnis dan operasi jangka panjang perusahaan," tuturnya.
Sampai saat ini pihaknya terus berupaya meningkatkan produksi komoditas tambangnya. Saat ini, ANTAM sedang membangun pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara dengan kapasitas terpasang sebesar 13.500 ton TNi/tahun.
"Serta pengembangan hilirisasi bauksit dengan membangun Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas tahap pertama sebesar 1 juta ton SGAR," tukasnya.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy