jpnn.com, JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk. Antam berhasil mencatat kinerja keuangan optimal dengan laba sebesar Rp 3,08 triliun pada 2023.
Perusahaan dengan kode IDX: ANTM itu berhasil fokus pada pengendalian biaya dan optimalisasi produksi di tengah fluktuasi harga komoditas global.
BACA JUGA: Total Aset Antam Mencapai Rp 42,85 Triliun, Naik dari Tahun Sebelumnya
Anggota Grup BUMN Holding Industri Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) itu pun memiliki beberapa aspek kinerja keuangan lainnya seperti Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang mencapai Rp 6,55 triliun, serta laba kotor dan laba usaha masing-masing mencapai Rp 6,31 triliun dan Rp 2,62 triliun.
Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan Mineral Industry Indonesia (MIND ID), Heri Yusuf mengatakan pencapaian Antam dalam mengoptimalkan kinerja perusahaan selaras dengan strategi holding.
BACA JUGA: Antam Fokus Optimalkan Kinerja Produksi dan Penjualan
"Antam berhasil memperkuat struktur keuangannya dengan meningkatkan nilai ekuitas konsolidasian hingga Rp 31,17 triliun, mencatatkan pertumbuhan sebesar 31 persen dari tahun sebelumnya. Peningkatan ini didukung oleh penurunan tingkat pinjaman berbunga sebesar Rp 2,5 triliun," beber Heri di Jakarta, Senin (1/4).
Dia menilai Antam terus menunjukkan dedikasinya terhadap prinsip pertambangan yang baik dan keunggulan operasional, dengan mencatatkan nilai penjualan bersih sebesar Rp 41,05 triliun.
Heri menyebut kontribusi utama berasal dari penjualan domestik, yang menunjukkan strategi efektif dalam memperkuat basis pelanggan lokal.
Produk emas menjadi penyumbang terbesar terhadap penjualan, sementara produk nikel dan bauksit juga memberikan kontribusi yang signifikan.
Selain meningkatkan kualitas produk, Antam juga berinovasi dalam layanan pelanggan. Melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia, Antam memperkenalkan ALMIRA (Antam Logam Mulia Virtual Assistant).
ALMIRA merupakan sebuah layanan pesan otomatis yang memberikan informasi dan layanan produk Logam Mulia Antam dengan lebih efisien. Selain itu, Antam juga menerapkan mekanisme penjualan online untuk mempermudah akses pelanggan terhadap produk Logam Mulia.
Di samping itu, Antam turut konsisten pada pengembangan bisnis hilir mineral. Lewat proyek strategis seperti pengembangan industri baterai kendaraan listrik berbasis nikel dan pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, Antam menunjukkan komitmennya menjadi pemain utama dalam industri hilirisasi mineral di Indonesia.
SGAR merupakan smelter vital untuk memastikan berjalannya program hilirisasi produk tambang di dalam negeri lewat pemurnian bauksit. Refinery ini akan akan mengolah bijih bauksit menjadi alumina. Produk hasil ini ditujukan untuk mendukung produksi logam aluminium.
“Dengan pencapaian kinerja yang positif pada 2023 dan komitmen yang kuat terhadap inovasi dan pengembangan bisnis, kami terus mendorong Antam untuk terus menetapkan standar keunggulan dalam industri pertambangan Indonesia,” pungkas Heri.
Sekretaris Perusahaan PT Antam Faisal Alkadrie, angka tersebut dapat dicapai melalui pengendalian biaya. Selain itu lewat optimalisasi kinerja produksi dan penjualan produk dari komoditas utama berbasis nikel, emas dan bauksit di tengah tantangan global yang mempengaruhi fluktuasi harga komoditas.
"Performa profitabilitas Antam tercermin dari capaian laba tahun berjalan 2023 yang mencapai Rp 3,08 triliun," ujar Faisal.
Faisal menambahkan dari sisi posisi keuangan perusahaan, Antam pada 2023 mampu memperkuat struktur keuangan yang tercermin dari nilai ekuitas konsolidasian perusahaan sebesar Rp 31,17 triliun, tumbuh 31 persen dibandingkan nilai ekuitas pada tahun buku 2022 sebesar Rp 23,71 triliun.(antara/mcr10/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul