Antisipasi Daging Oplosan, Pemko Bentuk Tim

Selasa, 14 Mei 2013 – 06:37 WIB
BOGOR - Harga daging sapi yang masih tinggi di level Rp90.000 per kilogram membuat pedagang membatasi stok penjualannya.

Para pedagang beranggapan tingginya harga daging sapi disebabkan pasokan yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar yang ada.

Salah satu pedagang sapi di Pasar Jambudua, Arifin (55) mengatakan bahwa tingginya harga daging sapi sudah berlangsung sejak awal tahun.

“Belum ada perubahan harga sejak tahun baru. Apalagi, sudah sebulan ini dari pusat pemotongan sapi harganya terus melonjak,” ujarnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN), kemarin.

Karena masalah harga tersebut, ia mengaku harus mengurangi stok daging sapi di kiosnya. “Biasanya satu potong sapi utuh, sekarang hanya setengah, itu juga tidak habis," ungkapnya.

Arifin berharap, pemerintah segera merealisasikan janji untuk menurunkan harga daging sapi.

“Pemerintah bilang mau menurunkan harga daging sapi, tapi nyatanya belum juga sampai bulan ini. Seharusnya kan, normalnya harga daging itu kisaran Rp70.000-85.000 per kilogramnya," ujarnya.

Dirinya khawatir, jika harga daging terus tinggi, omzetnya akan terus menurun. "Ya, mudah-mudahan cepat turun, biar pembeli tidak banyak yang kabur. Omzet kami juga sangat menurun drastis kalau harganya terus-menerus naik, lama-lama bisa merugi dan tutup kiosnya," tukasnya.

Sementara itu, Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kota Bogor, Robert Hasibuan mengatakan, sudah mendata penjual daging yang berada di Kota Bogor untuk ditindaklanjuti.

“Kami sudah membentuk tim, khawatir ada penimbunan di sejumlah pedagang dan mengantisipasi adanya daging oplosan karena mahalnya daging sapi di pasaran,” ujarnya.(ram/c)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Sarankan Warga Fatmawati Segera Jual Tanah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler