Antisipasi Erupsi Gunung Agung, Imigrasi Data Warga Asing

Minggu, 08 Oktober 2017 – 05:56 WIB
Video kawah Gunung Agung beredar di media sosial berbagi video. Foto: YouTube

jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Imigrasi mendata jumlah orang asing yang keluar masuk Provinsi Bali.

Tujuannya untuk memudahkan bila kelak terjadi erupsi Gunung Agung dan para turis mancanegara itu butuh perpanjangan visa.

BACA JUGA: Menko PMK: Pemerintah Siap Hadapi Bencana Gunung Agung

Data dari Dirjen Imigrasi pada sebulan terakhir mulai 5 September hingga 5 Oktober ada 920 ribu orang asing yang keluar masuk Bali melalui Bandara Ngurah Rai.

Perinciannya WNA masuk sebanyak 453.386 orang. sedangkan data yang berangkat 470.156 orang.

BACA JUGA: Pemprov Bali Bisa Pakai Anggaran BTT untuk Pengungsi

Mereka berasal dari Tiongkok, Australia, Jepang, India, Jerman, India, Perancis, Amerika, Korea Selatan, dan Malaysia.

Sementara data terakhir pada Kamis (5/10) tercatat 20.239 orang asing yang tinggal dan menetap di Bali.

Kepala Bagian Humas dan Umum Dirjen Imigrasi Agung Sampurno mengungkapkan data orang asing itu juga diberikan kepada perwakilan pemerintah negara masing-masing secara berkala.

Pengiriman data itu dianggap penting sebagai langkah antisipasi untk pendataan bila ada warga asing yang menjadi korban saat Gunung Agung erupsi.

”Perwakilan negara asing berterima kasih dengan langkah antisipasi dari kami. Karena mereka perlu data detail itu,” kata dia kemarin (7/10).

Selain itu, pendataan awal itu diperlukan pula untuk proses perpanjangan visa bila kelak dibutuhkan.

Misalnya pada saat erupsi Gunung Agung, warga negara asing itu perlu tinggal lebih lama di Indonesia hingga melebihi batas kunjungan. Mereka mendapatkan kemudahan untuk perpanjangan karena kondisi darurat.

”Pada saat tsunami di Aceh dan bom Bali kami lakukan perpanjangan karena kondisi darurat itu,” ungkap dia.

Semetara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tidak menerobos zona berbahaya.

Yaitu, di radius 9 KM dari puncak kawah dan 12 KM di sektor utara-timur laut dan tenggara- selatan- barat daya dari puncak kawah Gunung Agung.

Peringatan itu muncul seriring beredarnya video kondisi Gunung Agung di media sosial facebook milik akun Karl Kaddouri.

Di video yang diunggah Jumat (6/10) seorang pria tampak sedang membuat video blog dalam bahasa Prancis.

Di belakang pria itu terlihat kondisi kawah gunung yang mengeluarkan kepulan asap tipis. Jawa Pos mencoba mengonfirmasi lewat pesan kea kun facebook tersebut, tapi belum terbalas hingga kemarin sore.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan tindakan menerobos zona larangan itu amat berbahaya. Risikonya bisa meninggal dunia.

Dia mencontohkan pada 2014 ada 17 orang tewas karena terkena awan panas saat nekat menerobos zona berbahaya Gunung Sinabung.

”Jika terjadi letusan, suhu lava pijar yang keluar dari kawah sekitar 700- 1.200 derajat celsius. Begitu juga awan panas dengan kecepatan sekitar 200 - 300 kilometer perjam dengan temperatur mencapai 600 - 800 derajat celsius. Ini sangat mematikan bagi orang yang ada di dekatnya,” terang dia.

Penjagaan menuju ke area Gunung Agung pun akan diperketat pasca munculnya video tersebut. Sutopo menuturkan selama ini mereka hanya bisa menghimbau agar masyarakat tidak menerobos area larangan. ”Saya kurang tahu (sanksi). Hanya imbauan saja,” ujar dia. (jun)


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler