Antisipasi Perubahan Iklim, Sejuta Petani dan Penyuluh Dilatih

Rabu, 23 Februari 2022 – 20:03 WIB
Pelatihan sejuta petani dan penyuluh untuk antisipasi perubahan iklim. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOGOR - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan peningkatan kompetensi SDM pertanian untuk adaptasi dan mitigasi pertanian terhadap perubahan iklim (climate change).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) sebagai Ketua Kelompok Kerja Pertanian (Agriculture Working Group) G20 meminta kepada seluruh negara anggota agar senantiasa memelihara bumi dari fenomena perubahan iklim.

BACA JUGA: Pelatihan Agrobisnis Smart Farming untuk Mendukung Pertanian Modern

Dalam masa pemulihan dari pandemi Covid-19, kata dia, negara-negara G20 sepakat mengusung mandat zero hunger di tengah-tengah dampak perubahan iklim.

"Apa yang kita buat ini ialah sesuatu yang hebat, luar biasa, sesuatu yang sangat penting bagi negara bangsa dan rakyat. Menghadapi suatu tantangan yang ada dan kondisi yang unpredictable seperti climate change dan tentu dampak pandemi Covid-19, climate change seperti ini baru kita hadapi. Oleh karena itu, ini luar biasa, kondisi ini tidak bisa dispekulasi," ujarnya saat membuka pelatihan sejuta petani dan penyuluh yang berlangsung mulai tanggal 23 Februari hingga 17 Maret 2022 melalui BPP Kostratani sebagai pusat pembelajaran.

BACA JUGA: Apa Motif Pengeroyokan Ketua KNPI Haris Pertama? Ini Jawaban Kombes Tubagus

Mentan SYL menyebut Indonesia bangsa besar dengan 273 juta orang, dan berkeyakinan insan pertanian pasti bisa melewati dan menghadapi serta beradaptasi terhadap situasi climate change ini.

Ditambahkannya, inovasi teknologi dan digital sistem sangat bermanfaat pada era sekarang karna semua kegiatan pertanian bisa terupdate secara cepat.

BACA JUGA: Dari Sini Polisi Bisa Ungkap Pengeroyok Ketum KNPI Haris Pertama

Menurutnya, pertanian Indonesia didukung aspek yang banyak. “Alam Indonesia sudah menjanjikan, orang kita banyak, teknologi, pelatihan, research, hanya tinggal ketekunan- ketekunan yang harus dilakukan," katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan saat ini dunia didera oleh dampak perubahan iklim dan pandemi Covid-19 yang hingga kini belum usai, namun, Kementerian Pertanian harus tetap menjaga bagaimana caranya produktivitas dan produksi pertanian tetap meningkat.

Dedi menegaskan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh merupakan program reguler maksimum, agar petani mengerti dan memahami perubahan iklim, dampak perubahan iklim, dan cara mengatasinya.

Dedi berharap petani mampu  mengimplementasikan teknologi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

"Sasaran peserta ditargetkan sekitar 1.568.483 orang bahkan lebih, yang terdiri dari petani dan insan pertanian lainnya. sejumlah 1.500.000 orang serta penyuluh pertanian sebanyak 68.483 orang”, kata dia.

Pelatihan ini melibatkan petani, Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S), Ikatan Alumni Magang Jepang (IKAMAJA), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA), Duta Petani Milenial/Duta Petani Andalan (DPM/DPA), Perhimpunan Penyuluh Pertanian (PERHIPTANI) dan insan pertanian lainnya yang akan dilaksanakan oleh unit pelaksana teknis (UPT) lingkup BPPSDMP. (rhs/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler