Antisipasi Puncak Kemarau di September, Mentan SYL Minta Petani Cirebon Menjaga Lahannya

Senin, 07 September 2020 – 16:33 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo meninjau sebuah sawah. Foto: dok Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) mengimbau petani di Cirebon, Jawa Barat untuk segera melindungi lahan pertanian dengan asuransi.

Imbauan merespons peringatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati yang memprediksi akan terjadi puncak kemarau di Wilayah III Cirebon pada September ini.

BACA JUGA: Pastikan Stok Pupuk Bersubsidi Aman dan Sampai Petani, Mentan Blusukan di Indramayu

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan prediksi BMKG harus disikapi serius oleh petani. Sebab, kondisi tersebut bisa menyebabkan petani gagal panen hingga mengalami kerugian.

“Prediksi yang dikeluarkan BMKG membuat petani harus segera bersikap,"  Mentan SYL, Senin (7/9).

BACA JUGA: Jaga Stabilitas Harga Ayam Potong, Kementan Terbitkan SE Dirjen

Mentan SYL menyebutkan masih ada waktu bagi petani sebelum puncak kemarau terjadi. Dia juga tidak menginginkan apa yang sudah dikerjakan para petani menjadi sia-sia karena tidak diantisipasi.

"Jangan sampai petani merugi akibat kekeringan yang tidak diantisipasi sejak awal. Karena kita tidak mau pertanian dan pangan terganggu dalam kondisi apa pun,” ujar Menteri SYL.

BACA JUGA: Simak! Prakiraan Cuaca dari BMKG Hari Ini di Jabodetabek

Imbauan serupa disampaikan Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy. menurutnya, lahan pertanian tidak boleh terganggu karena hal itu akan berdampak terhadap produktivitas produksi.

"Oleh karena itu, kami meminta petani memberikan perhatian serius terhadap ancaman ini. Misalnya dengan mengikuti asuransi. Sebab, cara ini efektif untuk melindungi lahan pertanian,” ujar Edhy.

Dia menjelaskan bahwa dengan mengasuransikan lahan pertanian, para petani telah melindungi lahannya dari ancaman gagal panen yang bisa menyebabkan kerugian.

“Peringatan ini harus membuat petani siaga. Langkah antisipatif yang bisa diambil petani di Jawa Barat adalah mendaftarkan lahan pertanian ke asuransi. Jadi, ketika terjadi kekeringan petani tetap tidak mengalamai kerugian,” jelasnya.

Dia juga mengingatkan bahwa dalam pertanian ada sejumlah kendala yang harus diantisipasi. Antara lain terjadinya perubahan iklim, cuaca ekstrem yang menyebabkan kekeringan atau banjir, hingga gangguan hama.

“Kondisi-kondisi ini bisa menyebabkan gagal panen. Dan tentu saja akan membuat petani merugi. Agar petani terhindar dari kerugian, asuransi adalah pilihan terbaik,” kata Edhy menyarankan.

Asuransi merupakan salah satu komponen dalam manajemen usaha tani untuk mitigasi risiko bila terjadi gagal panen. Dengan adanya asuransi, perbankan lebih percaya dalam menyalurkan kredit.

Oleh karena itu, Kementan menyarankan petani di Cirebon memanfaatkan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk menjaga lahannya.

Di AUTP, premi yang harus dibayarkan sebesar Rp 180.000 /hektare (ha)/MT. Nilai pertanggungan sebesar Rp 6.000.000/Ha/MT. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap serangan hama penyakit, banjir, dan kekeringan.

Sebelumnya Forecaster BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati Ahmad Faa Izyn mengatakan kemarau sudah melanda Cirebon sejak Juni lalu. sedangkan puncaknya diprediksi pada September ini.

Setidaknya ada dua kecamatan di Kabupaten Cirebon yang rawan kekeringan, yaitu Kecamatan Sumber dan Susukan. Bahkan Kecamatan Rajagaluh di Kabupaten Majalengka diprediksi juga akan terdampak oleh kemarau.

"Dua kecamatan di Cirebon diprediksi kekeringan. Sampai hari ini suhu tinggi di Cirebon mencapai 35,6 derajat Celsius. Diprediksi suhu tertinggi mencapai 38 derajat Celsius," kata Faa Izyn.

Dia mengatakan puncak kemarau akan mengakibatkan sejumlah wilayah mengalami kekeringan, krisis air bersih dan meningkatnya potensi gagal panen.

"Tidak menutup kemungkinan ke depan bisa meluas. Mengingat musim kemarau masih panjang," tambah Faa Izyn.(jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler