jpnn.com, JAKARTA - Sosok Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Cucu Somantri kembali disorot oleh klub. Kali ini, bos PSPS Riau, Anto Rachman yang angkat suara. Dia menyebut, posisi Cucu di PSSI harus direvisi.
Dia dikritik klub karena selain menjadi Wakil Ketua Umum PSSI, dia juga rangkap jabatan sebagai Ketua Komite Tetap Kompetisi sekaligus menjadi Dirut PT LIB. Menurut Anto, itu jelas melanggar Statuta PSSI.
BACA JUGA: Mendadak Dijemput Polisi, Oknum ASN Ini Benar-benar Bikin Malu
Sebelumnya, Cucu juga disorot karena menempatkan anaknya, Pradana Aditya Wicaksana, sebagai General Manajer PT LIB. Tentu ini tidak bagus dalam menentukan kebijakan. Menurut dia, Cucu seharusnya fokus satu jabatan saja. Apalagi saat ini posisinya di PT LIB juga sangat krusial dan sudah banyak yang menginginkan rapat umum pemegang saham (RUPS).
"Direktur Utama Liga atau LIB tidak boleh dijabat oleh Ketua Komite Kompetisi. Karena dia akan bertanggung jawab terhadap orang yang sama. Selain itu, juga soal etika organisasi, maka dari itu dia harus memilih," katanya, saat dihubungi Rabu (6/5).
BACA JUGA: Bikin Malu, Oknum Polisi Tepergok Selingkuh di Hotel, Digerebek Sang Istri yang Baru Melahirkan
Tak hanya itu, sebelumnya PSSI juga menyoal rencana PT LIB memotong subsidi klub-klub di Liga 1 dan Liga 2 2020. Karena itu, Plt Sekjen PSSI Yunus Nusi atas instruksi Ketum PSSI M iriawan, menyurati PT LIB agar membayarkan subsidi sesuai yang telah dijanjikan ke klub-klub.
"Sebagai operator Liga 1 dan Liga 2, sudah menjadi kewajiban PT LIB melakukan pembayaran subsidi dengan jumlah yang telah disepakati sebelumnya, yaitu masing-masing Rp520 juta, bukan sebesar Rp350 juta untuk Liga 1. Dan untuk Liga 2 masing-masing sebesar Rp250 juta untuk termin pembayaran pertama, bukan Rp100 juta," Yunus dalam surat PSSI bernomor 1098/UDN/135/V-2020.
BACA JUGA: Cucu Somantri Jadi Dirut PT LIB, Tim Ketum PSSI Jadi Komisaris
BACA JUGA: Suami Mbak Rina Tewas di Tangan Sang Mantan
Sayang, saat dikonfirmasi, Cucu tak memberikan jawaban. Begitu juga saat dihubungi, ponselnya tak kunjung diangkat. (dkk/jpnn)
Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad