Antre E-KTP Dianggap Merepotkan

Sabtu, 23 Juni 2012 – 11:44 WIB

BATAM - Warga di Kecamatan Bengkong menganggap pengurusan KTP di Kantor Kecamatan Bengkong ribet. Ini karena mereka tiap pagi harus berebut 250 nomor antrean.

Padahal, dalam undangan dari RT yang diperoleh masing-masing keluarga, sudah tertera jadwal perekamannya. "Di undangan yang saya terima, tertulis jadwal perekaman keluarga saya tanggal 20 Juni 2012 jam 19.00. Tapi waktu kami datang, tidak bisa direkam karena tidak punya nomor antrean," kata Ali, salah satu warga Tanjungbuntung, di Kantor Kecamatan Bengkong, Jumat (22/6).

Ali kemudian datang keesokan harinya (21/6) namun mengalami nasib yang sama, tak mendapat nomor antrian. Akhirnya setelah datang lebih pagi, kemarin, Ali kemudian mendapatkan nomor ketika yang tersisa tinggal dua nomor antri lagi.

Hal sama juga dialami warga lainnya. Banyak warga yang tidak dapat melakukan perekaman karena tidak mendapat nomor antre meski datang sesuai jadwal yang tertera dalam undangan. Bahkan ada yang beberapa kali izin untuk melakukan perekaman namun tak jadi.

Sampai kemarin, Kecamatan Bengkong sudah menyelesaikan sekitar 1200 perekaman warganya yang wajib e-KTP. Untuk itu, Pemerintah Kecamatan Bengkong sudah membagi jadwal perekaman untuk tiap-tiap perekaman sampai tanggal 31 Oktober 2012.

Untuk Minggu ini, dari tanggal 18/6 - 23/6 Kelurahan Tanjungbuntung. Selanjutnya  25/6 - 30/6 Kelurahan Sadai, 2/7 - 7/7 Bengkong Laut, 9/7 - 14/7 Kelurahan Bengkong Indah. Selanjutnya, giliran tiap kelurahan akan berulang setiap empat minggu.


Sedangkan sebagian besar warga hinterland belum melakukan rekam data terkait pelaksanaan e-KTP. Jauhnya dari kantor kecamatan dan sulitnya transportasi merupakan faktor sulitnya melakukan rekam data di hinterland.

Pihak kecamatan pun kini menunggu mesin portable yang bisa dibawa untuk menjangkau warga yang ada di hinterland. Di kecamatan Galang misalnya, rekam data e-KTP di sana masih diprioritaskan warga yang ada di sepanjang daratan kecamatan Galang.

"Sejauh ini pelaksanaan e-KTP berjalan lancar, tapi untuk sementara warga yang ada di daratan galang ini yang diutamakan, setelah ini nanti selesai mungkin kita akan beralih ke pulau-pulau yang jauh," kata Taufiq, Camat Galang.

Taufiq berharap partisipasi semua warga untuk mendatangi kantor kecamatan dalam pengurusan atau rekam data e-KTP tersebut. Ia berharap warga yang ada di daerah hinterland bisa dengan swadaya datang ke kantor kecamatan seperti yang dilakukan warga Pulau Ubut.

Taufiq juga mengaku sudah meminta kepada pemerintah Kota supaya mesin portable nantinya akan diutamakan untuk pengurusan e-KTP bagi warga yang ada di hinterland. "Kita berharap mesin itu segera datang, dan itu diprioritaskan untuk hinterland. Tetapi sambil menunggu itu kita minta para lurah untuk mensosialisasikan e-KTP ini kepada warganya di pulau," katanya.

Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Nongsa. Warga yang ada di hinterland kesulitan untuk rekam data. Saat ini hanya sebagian kecil yang sudah melakukan rekam data. Itu dilakukan warga yang secara swadaya datang ke Batam untuk melakukan rekam data. Saat ini pihak petugas kecamatan masih memprioritaskan warga yang ada di mainland.

Camat Nongsa John Hendri mengatakan dalam waktu dekat petugas akan menjemput bola dengan mendatangi warga yang ada di hinterland. Ia berharap mesin portable perekam data secepatnya tiba agar bisa langsung digunakan. Meski demikian ia berharap kepada warga yang punya waktu untuk datang ke kantor kecamatan Nongsa.

"Opsi terkahir ya kita harus jemput bola. Kita yang akan mendatangi mereka. Kasihan juga mereka kalau kita paksakan mereka yang datang ke sini, ongkos dan waktu mereka akan terbuang. Kita berharap mesin portable itu bisa segera datang," katanya seperti dikutip Batam Pos.

Ketika ditanya mengenai kendala yang dihadapi selama rekam data, John Hendri mengaku masalah padamnya listrik memperlambat proses rekam data. Ini dikarenakan proses antrian yang makin lama. "Kalau kendala hanya kalau saat mati lampu sehingga prosesnya sedikit lebih lama," katanya. (cr19/cr15/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Lapindo Tak Mau Dipolitisasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler