jpnn.com - Bangunan Stasiun LRT (Light Rail Transit) Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur sudah hampir rampung. Bangunan dua lantai tersebut memiliki empat eskalator yang terbagi di dua sisi stasiun. Stasiun ini telah dilengkapi fasilitas umum seperti musala dan ruang tunggu calon penumpang.
NASUHA, Jakarta
BACA JUGA: Sugiyanto Minta DPRD Usut Proyek LRT
Kepada INDOPOS (Jawa Pos Group), Humas LRT Jakarta Melisa mengatakan, dari hasil evaluasi, pengoperasian LRT Jakarta dilakukan pada awal Februari 2019 mendatang. Beberapa persiapan terus digeber. Mulai menyiapkan layanan hingga infrastruktur di tiap-tiap stasiun.
“Progress-nya sudah lebih dari 91 persen. Untuk kesiapan infrastruktur di tiap stasiun sudah 98 persen dan tinggal finishing untuk kebersihan dan kesiapan prasarananya,” ujar Melisa di Jakarta, Selasa (11/12).
BACA JUGA: LRT Jakarta Lakukan Uji Coba Terbatas
Dia menyebutkan, LRT Jakarta berjumlah delapan train set. Recananya enam dioperasikan dan dua digunakan untuk cadangan. Dari masing-masing train set terdiri atas dua gerbong atau car.
“Satu car bisa mengangkut 270 penumpang. Dan akan beroperasi setiap hari sejak pukul 06.00 – 22.00 WIB, untuk akhir pekan pukul 07.00 – 22.00 WIB. Untuk lintasan LRT Jakarta dari Stasiun Velodrome - Kelapa Gading Mall (KGM) melalui 5 stasiun,” terangnya.
BACA JUGA: Nasib LRT Jakarta Kian Tak Jelas, Ini Penyebabnya
Ketika INDOPOS mengikuti uji coba LRT Jakarta dari Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, waktu menunjukkan pukul 10.00 WIB. Masyarakat tampak antusias. Berdatangan ke stasiun di Rawamangun, Jakarta Timur, itu. Mereka ingin mencoba naik moda transportasi massal tersebut.
Setibanya di stasiun, harus menaiki eskalator menuju tempat registrasi. Petugas dengan ramah mengarahkan penumpang melakukan pendaftaran. Ini untuk memenuhi moto zero accident yang diterapkan LRT Jakarta.
Usai melakukan pendaftaran, petugas akan menempelkan stiker ke setiap penumpang. Fungsi stiker tersebut untuk proses klaim asuransi, bilamana terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama berada di stasiun LRT hingga uji coba LRT selesai.
Semakin siang jumlah pengunjung terus bertambah. Dari pelajar sekolah dasar hingga orang dewasa dan lanjut usia (lansia). Untuk mempercepat proses registrasi, pihak stasiun telah menyiapkan empat meja registrasi.
Penumpang yang telah selesai melakukan pendaftaran kemudian diarahkan petugas ke ruang tunggu. Hanya sekadar untuk menikmati hangatnya segelas teh atau kopi. Agar penumpang tidak merasa jenuh menunggu, dua buah kipas angin berukuran besar dan televisi layar lebar siap menghibur dengan ruangan yang sejuk.
Karena sudah tidak sabar, para calon penumpang pun mengantre di pintu (gate) masuk yang berada di sisi sebelah utara. Sebenarnya Stasiun LRT Velodrome memiliki empat gate di sisi utara dan empat gate di sisi selatan.
Sorak sorai calon penumpang pun pecah, ketika bagian informasi memberikan kabar kedatangan LRT. “Hore, hore, hore,” sorak calon penumpang uji coba LRT yang sudah tidak sabar antre di tiap gate masuk Stasiun LRT Velodrome.
Pegawai LRT Revi Aryannisa mengatakan, untuk tiba di dalam kereta penumpang harus melalui pintu screen door (PSD) yang terpasang di sepanjang rel stasiun. Jumlah PSD yang terpasang saat ini, menurutnya, berjumlah 32 buah, yang berada di sisi barat dan timur stasiun LRT Velodrome.
“Kami baru operasikan 12 pintu PSD. Pintu ini dilengkapi dengan sistem keamanan yang mencegah penumpang terjepit,” ujarnya.
Tak sabar ingin merasakan naik LRT, penumpang langsung masuk ke LRT melalui PSD, usai gate dibuka oleh petugas. Di dalam LRT terdapat beberapa yang bisa dinikmati oleh penumpang. Penumpang berebut untuk duduk di kursi panjang yang berada di sisi kanan dan kiri saling berhadapan.
Untuk memberikan nyaman bagi penumpang berdiri, terdapat tiang besi yang dilengkapi dengan pegangan tangan yang menggantung sejajar di sisi kanan dan kiri di atas penumpang kursi duduk.
Secara visual interior LRT dan commuterline tidak jauh berbeda. Kelebihan interior LRT yakni tersedia ruang bagi penyandang disabilitas. Sehingga disabilitas yang menggunakan kursi roda bisa langsung masuk dan tidak harus berpindah tempat duduk.
Rampung penumpang masuk, LRT pun berjalan dari stasiun Velodrome menuju stasiun Boulevard Utara. Hawa dingin yang keluar dari AC cukup membuat penumpang yang penuh sesak menjadi nyaman. Sepanjang perjalanan goncangan tidak terasa, sangat berbeda saat kita naik commuterline atau KRL.
Kecepatan LRT saat keluar dari stasiun Velodrome menuju stasiun Boulevard Selatan LRT hanya 15 KM per jam. Karena pada perlintasan tersebut terdapat lintasan berupa tikungan. Usai melintasi stasiun Boulevard Selatan, LRT dipacu dengan kecepatan 40 KM per jam hingga stasiun Boulevard Utara.
“Untuk tiba di stasiun Boulevard Utara penumpang cukup membutuhkan waktu 15 Menit dengan jarak tempuh 5,8 KM,” ujar perempuan kelahiran Semarang, 7 Juni 1996 ini.
Puteri kedua dari dua bersaudara pasangan Teki Rinanti (51 tahun) dan Hariyanto(52 tahun) menuturkan, penumpang yang naik LRT pada fase uji coba ini berasal dari masyarakat yang tinggal di lintasan rute LRT, komunitas kereta api hingga beberapa stakeholder terkait.
“Dari penumpang kami bisa mendapatkan masukan yang kemudian hari bisa kami gunakan sebagai dasar perbaikan layanan,” katanya.
Ia menyebutkan, LRT pada ujicoba saat ini memiliki empat rangkaian dengan kapasitas hingga 270 orang setiap kali berangkat. Rute LRT Velodrome- Boulevard Utara memiliki stasiun LRT sebanyak lima buah. Yang dilengkapi ticket vending machine (TVM) yang berfungsi untuk layanan tiketing sistem e-money.
“ Tiket e-money ini bentuk edukasi kami kepada masyarakat bahwa LRT nanti menggunakan kartu,” pungkasnya. (*)
BACA ARTIKEL LAINNYA... LRT Jakarta Baru 95 Persen
Redaktur & Reporter : Soetomo