jpnn.com, JAKARTA - Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama PT Angkasa Pura I (AP I) Wendo Asrul Rose menyesalkan adanya insiden tak diinginkan saat pembebasan lahan untuk pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Desa Galagah dan Desa Palihan, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin lalu (4/12). Dia menduga ada pihak luar yang sengaja memprovokasi warga sehingga terjadi miskomunikasi di lapangan.
“Kejadian tersebut sama sekali tidak kami inginkan,” kata Wendo Asrul Rose melalui siaran pers ke media, Jumat (8/12).
BACA JUGA: Pembangunan Bandara NYIA, Semoga Seniman Dunia ke Jogja
Meski demikian, AP I tetap tidak bisa menoleransi tindakan pegawainya yang bertindak di luar prosedur. “Ini kami lakukan semata-mata demi menghormati masyarakat Kulonprogo yang dirugikan atas tindakan tersebut,” kata Wendo.
Selain itu, AP I juga akan mengevaluasi hal itu. Harapannya agar insiden serupa tak terjadi lagi dan warga terdampak proyek NYIA mau diajak berdialog.
BACA JUGA: Wendo Asrul Ditunjuk jadi PLT Dirut Angkasa Pura I
“Ini akan menjadi evaluasi kami agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” katanya.
Wendo menjelaskan, total jumlah lahan yang sudah dibebaskan untuk pembangunan NYIA telah mencapai 97,12 persen dari total kebutuhan 587,3 hektare. Kebutuhan lahan untuk bandara baru di DIY itu mencakup 5 desa, 19 dusun, 2.700 kepala keluarga (KK) dan 4.400 bidang tanah.
BACA JUGA: Sebelum Meninggal, Dirut AP I Sempat Main Golf, Lalu Pingsan
Hanya saja, katanya, masih ada 30 KK bertahan dan tak mau lahan mereka dibebaskan untuk proyek NYIA. Padahal, kata Wendo, AP I yang mendapat penugasan dari negara untuk proyek NYIA sudah melalui berbagai tahapan.
“AP I telah melalui tahapan pembebasan lahan dan rencana pembangunan dengan benar. Semua syarat seperti Amdal (analisis mengenai dampak lingkungan, red), aspek risiko dan lingkungan, sudah kami penuhi,” ujar Wendo.
Berpotensi Genjot Kunjungan Wisman
Wendo juga menyinggung potensi ekonomi jika kelak NYIA beroperasi pada April 2019. Dia meyakini keberadaan NYIA akan mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke DIY ataupun daerah sekitarnya.
Saat ini, sebutnya, jumlah wisman ke DIY merupakan yang tertinggi kedua setelah Bali. Namun, kapasitas terminal Bandara Adisutjipto yang ada sekarang hanya 1,2 juta-1,5 juta penumpang per tahun.
“Sedangkan jumlah wisatawan ke DIY pada 2014 saja sudah mencapai 6,2 juta penumpang,” sebutnya.
Bahkan, kapasitas area parkir atau apron Bandara Adisutjipto hanya dapat menampung 8 pesawat. Panjang landas pacu bandara milik TNI AU itu hanya 2.200 meter sehingga tidak mampu menampung pesawat berbadan lebar.
"Bandara Adisutjipto saat ini berfungsi sebagai Pangkalan Utama TNI AU dan Pusdik Penerbang TNI AU serta tidak dapat dikembangkan lagi dilihat dari keterbatasan lahan dan kendala alam,” kata Wendo.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pastikan Bandara Syamsudin Noor Beroperasi Normal Kembali
Redaktur : Tim Redaksi