'APA' Harus Bahas Terorisme

Kamis, 03 Desember 2009 – 14:37 WIB
JAKARTA- Sidang umum keempat Asian Parliamentary Assembly (APA) yang rencananya digelar 7-10 Desember 2009 di Bandung hendaknya  membahas isu terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR, Hidayat Nurwahid mengatakan bahwa hal itu sebagai salah satu langkah untuk mendorong perdamaian dan keamanan di kawasan AsiaIsu terorisme menjadi penting sehingga Indonesia akan mengusulkan resolusi  dialog antar kepercayaan dan antar peradaban untuk mencegah terorisme dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, kepercayaan dan golongan tertentu.

"Resolusi ini akan menjadi tambahan agenda untuk dibahas pada sidang standing committe on political affairs," kata Hidayat Nurwahid pada jumpa pers di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (3/12).

Pertemuan antar parlemen negara di kawasan Asia  akan dihadiri 26 negara anggota, termasuk empat negara dan tiga organisasi peninjau dengan jumlah peserta sidang 174 orang

BACA JUGA: Didesak Mundur oleh Mantan Presiden

"Perwakilan Parlemen Latin Amerika juga telah mengkonfirmasi kehadirannya," katanya.

Mantan Ketua MPR itu menjelaskan sidang umu kali ini akan mengagas Deklarasi Bandung yangterfokus pada sustainable development sebagai pendekatan pembangunan ekonomi dan sosial yang mempertimbangkan aspek pelestarian lingkungan.

"Muatan deklarasi ini didasari semangat untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang di kawasan Asia yang menjadi korban dari proses industrialisasi dan gaya hidup yang komsumtif oleh negara maju," katanya.

Sebelumnya pada sidang umum APA ketiga yang digelar di Jakarta bulan November 2008, DPR RI telah berhasil mengajukan Deklarasi Jakarta yang memuat kebulatan tekad negara-negara APA untuk bekerja sama dalam menghadapi krisis keuangan global.

Sejak terbentuk November 2006, sidang umum APA telah melahirkan beberapa resolusi yang berupaya untuk menyatukan langkah pada tingkat parlemen di kawasan Asia
Diantaranya, resolusi tentang perang terhadap korupsi dan resolusi tentang cultural diversity.

Menurut Hidayat Nurwahid, Deklarasi Bandung juga akan memberikan dukungan kegiatan penyelenggaraan Copenhagen Climate Summit (COP-15) yang digelar di Denmark yang memformulasi regim penurunan emisi paska Kyoto Protokol yang akan berakhir 2012.

"Indonesia menyadari bahwa komitmen dan concerted action terhadap pelaksanaan keputusan konferensi perubahan iklim sangat dibutuhkan karena dampak perubahannya dirasakan seluruh negara di dunian" ucapnya.(awa/JPNN)

BACA JUGA: Suasana Natal di Orchard Road

BACA JUGA: Wartawan Singapura Banyak Wanita Muda

BACA ARTIKEL LAINNYA... Potensi Pemanfaatan Cord Blood Sangat Luas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler