Apa yang Menghambat Koridor Perjalanan Indonesia-Malaysia?

Selasa, 30 November 2021 – 00:56 WIB
WNI di Malaysia. Foto: ANTARA/Aswaddy Hamid

jpnn.com, KUALA LUMPUR - Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan pelaksanaan jalur atau koridor perjalanan udara bagi orang-orang yang sudah divaksin (Vaccinated Travel Lane/VTL) antara Malaysia dan Indonesia masih dalam tahap pembahasan.

"VTL dengan Indonesia, Thailand dan Brunei masih dalam perbincangan dengan mempertimbangkan varian baru COVID-19," katanya pada Majelis Apresiasi Petugas COVID-19 Institut Kesehatan Negara di Kuala Lumpur, Senin.

BACA JUGA: Indonesia Open 2021: Dibungkam Malaysia, Ganda Campuran Indonesia Harus Angkat Koper

Pada 10 November, Perdana Menteri Ismail Sabri dan Presiden Jokowi telah bersepakat agar Malaysia dan Indonesia dapat menerapkan satu koridor perjalanan antarnegara melalui VTL atau TCA (Travel Corridor Arrangement).

Sementara itu pada Senin (29/11) bandara internasional Kuala Lumpur (KLIA) mulai menerima kedatangan penumpang dari Singapura lewat program VTL by Air.

BACA JUGA: Indonesia Open 2021: Lepas dari Jeratan Malaysia, Ganda Muda Indonesia Dipuji BWF

Khairy mengatakan gelembung perjalanan dan aturan karantina bagi pelancong yang kembali dari negara yang dikategorikan sebagai berisiko akan dibahas dengan Dirjen Kesehatan.

"Ada beberapa opsi yang akan dipertimbangkan untuk dapat kita perketatkan lagi kawasan perbatasan kita," katanya.

BACA JUGA: Imigrasi Malaysia Ancam Usir Warga Asing, Bagaimana Reaksi Kedutaan Indonesia?

Terkait dengan kemunculan Omicron, Khairy mengatakan tes COVID-19 menggunakan RTK-Antigen dan RT-PCR bermanfaat untuk mendeteksi varian baru itu.

"Tes RT-PCR semestinya bagus, tetapi dari segi efektifitas RTK-Antigen kami masih mengkajinya, tetapi sejauh ini ia masih dapat mendeteksi varian Omicron ini," katanya.

Pendapat tersebut, kata dia, disampaikan oleh pakar dari Institut Penelitian Pengobatan (IMR) namun kajian untuk mengetahui lebih jauh varian itu masih berlangsung.

Khairy mengatakan kajian itu juga untuk meneliti efektifitas vaksin dan pihaknya akan mendapatkan laporan dari produsen apakah vaksin mereka masih efektif untuk melawan varian ini.

"Kami lihat ada bahaya Omicron ini dan kami dapat laporan awal di Afrika Selatan juga negara yang vaksinasinya rendah, tetapi Omicron ini hanya menyebabkan gejala yang sederhana. Ada beberapa berita baik, tetapi kami perlu tunggu dan lihat," katanya.

Khairy menegaskan terlalu awal untuk melaksanakan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) menyusul kemunculan Omicron. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler