Makin banyak perempuan yang sering mengamati vagina –atau lebih tepatnya vulva -nya sendiri. Dan seiring bertambahnya usia atau setelah melahirkan, banyak dari perempuan yang terkejut menemukan daerah intim itu telah berubah.
Jadi, apa yang bisa Anda perkirakan terjadi pada vagina? Apa yang normal dan apa yang tidak?
BACA JUGA: Mencuci Ulang Sayuran Kemasan di Rumah Tingkatkan Resiko Salmonella
Pertama-tama, sama seperti bentuk tubuh berbeda yang dimiliki semua orang, warna mata, atau preferensi pasangan seks, ada juga variasi yang sangat besar dalam bentuk vagina dan vulva, tanpa memandang usia.
"Ini seperti bagian tubuh lainnya- ada spektrum lengkap dari penampakan di daerah ini dan mereka semua benar-benar normal," jelas Dr Yasmin Tan, seorang ginekolog dan dokter bedah laparoskopi di Institut Kesehatan dan Penelitian Perempuan Australia (WHRIA).
BACA JUGA: Sekitar 7300 Peserta Jajak Pendapat Tak Ingin Donald Trump Masuk ke Australia
Tambahkan variabel waktu ke dalam penampakan itu, maka perubahan tertentu cenderung lebih universal.
Vagina dan vulva kehilangan ketebalan dan warna vulva bisa berubah dari merah muda ke pucat atau ke warna gelap.
BACA JUGA: Prince Umumkan Konser di Australia, Penggemarnya Terkejut
Klitoris bisa menyusut, labia bisa longgar, dan mungkin ada penyusutan dari beberapa jaringan, kata Dr Yasmin. Pintu masuk saluran air kencing juga mungkin mulai "sedikit berkerut dan terlihat sedikit berdaging."
"Seperti kulit di tempat lain, bagian ini menjadi lebih tipis dan sedikit kurang elastis. Ia menjadi sedikit kendor," sebut Dr Yasmin.
Dan seperti rambut di kepala kita, rambut di bawah sana bisa saja berubah warna menjadi abu-abu.
Dari masa puber ke menopause
Vagina dan vulva hampir tetap sama bentuknya selama bertahun-tahun dari masa pubertas hingga menopause, dengan pengecualian dua peristiwa penting: melahirkan dan menyusui.
Melahirkan bayi ke dunia bisa menjadi "sangat traumatis bagi area vagina," kata Dr Yasmin.
Perobekan dan episiotomy (irisan di daerah perineum-jaringan di antara mulut vagina dan anus) bisa memengaruhi penampilan dan fungsi vagina serta vulva dalam jangka panjang, "tergantung pada seberapa baik jaringan tersebut menyatu kembali".
Walau vagina yang melebar selama persalinan umumnya kembali normal seiring berjalannya waktu, jaringan pendukung yang mencengkeram struktur vagina bisa rusak, dan ini akhirnya bisa menyebabkan jatuhnya dinding vagina.
Hasilnya bisa berupa masalah kandung kemih dan fungsi usus, seperti kebocoran air seni atau feses, dan benjolan yang bisa menonjol dari vagina. Operasi mungkin kadang-kadang diperlukan.
Menyusui sendiri tak menyebabkan masalah, namun tingkat estrogen rendah yang menyertainya bisa menunda kembali normal-nya vagina setelah kehamilan dan persalinan.
Hal ini karena estrogen adalah hormon yang bertanggung jawab untuk menjaga vagina dan vulva terlubrikasi dan elastis. Tapi setelah periode menyusui selesai, semuanya biasanya kembali normal.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kardinal George Pell Sakit, Batal Bersaksi dalam Kasus Pelecehan Seksual di Australia