Seorang pakar memperingatkan, mereka yang mempertimbangkan untuk mencuci ulang selada kemasan di rumah agar terhindar dari wabah keracunan salmonella, justru lebih mungkin melakukan tindakan berbahaya.

Sebanyak 54 orang di negara bagian Victoria telah didiagnosa memiliki bakteri jenis langka dan dua di antara mereka dirawat di rumah sakit setelah makan sayuran hijau yang terkait dengan ‘Tripod Farmers’, yang berbasis di Bacchus Marsh, barat Melbourne.

BACA JUGA: Sekitar 7300 Peserta Jajak Pendapat Tak Ingin Donald Trump Masuk ke Australia

Perusahaan itu sendiri telah menarik 30 produk mereka dari rak supermarket dan menyelidiki sumber salmonella.

Wabah itu diyakini terkait dengan pupuk yang bersumber dari ayam yang digunakan untuk menumbuhkan selada.

BACA JUGA: Prince Umumkan Konser di Australia, Penggemarnya Terkejut

Richard Bennett dari lembaga ‘Fresh Produce Marketing Australia New Zealand’ mengatakan, mencuci selada di rumah memaparkannya terhadap bakteri berbahaya dan terhadap kontaminasi silang di dapur.

"Saya percaya bahwa dengan mencuci mereka sendiri, kita sebenarnya mengekspos sesuatu seperti sayuran berdaun terhadap kontaminasi di dapur -dari bakteri dalam wastafel atau talenan atau dari daging mentah," utaranya.

BACA JUGA: Kardinal George Pell Sakit, Batal Bersaksi dalam Kasus Pelecehan Seksual di Australia

Richard mengatakan, tak mungkin untuk meniru proses pembersihan menyeluruh yang dilakukan di fasilitas kemasan, di dapur rumah tangga.

"Di fasilitas pengepakan, di mana daging segar dicuci, dibersihkan dan dikemas, mereka melalui proses bilas agitasi dan sejumlah pencucian lainnya untuk menghilangkan kotoran dan patogen, dan saya tak percaya, bahwa di dapur, kita bisa melakukan apapun lebih baik dari itu," pendapatnya.

Ia menyambung, "Rantai pasokan, manajemen suhu kami yang canggih dan gas yang ada di dalam paket, itu dirancang untuk mengurangi kesempatan kontaminan untuk berkembang."

Kebanyakan wabah tak ditelusuri ke sumbernya

Menurut direktur eksekutif perlindungan kesehatan di ‘Queensland Health’, Sophie Dwyer, 8 kasus keracunan salmonella sedang diselidiki di Queensland dalam kaitannya dengan ‘Tripod Farmers’.

Ia mengatakan, jenis salmonella yang teridentifikasi di Queensland jarang terlihat, yang menunjukkan kepada pihak berwenang bahwa kemungkinan ada wabah.

Richard mengatakan, salah mengidentifikasi akar wabah itu lebih buruk daripada tak mengidentifikasinya sama sekali.

Tapi, dalam banyak kasus, penyebabnya tak bisa ditelusuri kembali ke sumbernya.

"Jadi itu baik bahwa mereka telah menelusuri kembali ke sumbernya dan penarikan telah dilakukan dengan cepat dan semua produk yang terkontaminasi hilang dari rak," tutur Richard.

Mengidentifikasi sumber yang salah membuat masyarakat rentan terhadap wabah dan berdampak pada industri yang salah, kata Richard.

Pada tahun 2011, mentimun yang diimpor dari Spanyol awalnya disalahkan atas wabah E coli di Jerman.

Kemudian, ditemukan bahwa sumber wabah, yang menyebabkan diare berdarah, tersebut berasal dari tauge yang ditumbuhkan di sebuah pertanian organik di Jerman.

Tuduhan palsu itu merugikan para eksportir Spanyol sebesar 200 juta dolar (atau setara Rp 2 Triliun) per minggu.

Sumber wabah terbaru ini telah dikonfirmasi dan pertanian lokal telah mengalami kerugian.

Wakil Walikota Moorabool Shire, Paul Tatchell, mengatakan, ia berharap masalah ini akan diselesaikan dengan cepat.

"Kondisi kekeringan bersamaan dengan kebakaran baru-baru ini menempatkan pertanian Moorabool di bawah tekanan besar, dan itu jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi lokal," sebutnya.

"Masalah seperti ini hanya menambah beban dan kami berharap ini bisa diselesaikan dengan sangat sangat cepat," imbuhnya.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Ini Mengaku Bersalah Atas 220 Pelecehan Seksual Terhadap Putrinya

Berita Terkait