jpnn.com, JAKARTA - Pasangan calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo – KH Ma’ruf Amin unggul dari penantangnya Prabowo Subianto – Sandiaga Uno dalam quick count Pilpres 2019 berbagai lembaga survei.
Apakah kekalahan Prabowo akan terulang lagi seperti Pilpres 2014? Tentu jawabannya belum bisa dipastikan sekarang ini.
Pasalnya, proses rekapitulasi suara hingga penetapan pemenangan Pilpres 2019 secara resmi masih sangat panjang.
Berdasar jadwal KPU, rekapitulasi perhitungan suara akan dilakukan 18 April sampai 22 Mei 2019.
BACA JUGA: Prabowo Unggul di Madura, Katanya La Nyalla Mau Potong Leher
Baca juga: Hattrick Prabowo, Tumbang Tiga Kali Beruntun di Pilpres
KPU juga menjadwalkan 23 Mei -15 Juni 2019 untuk penyelesaian sengketa hasil pemilu presiden dan wapres jika ada yang menggugat.
BACA JUGA: Jumat, Pendukung Prabowo â Sandi Sujud Syukur Kemenangan di Monas
Untuk penetapan perolehan kursi dan calon terpilih tanpa permohonan perselisihan hasil pemilu, jadwalnya masih menyusul.
Sementara itu, penetapan perolehan kursi dan calon terpilih pascaputusan MK paling lama tiga hari setelah penetapan, putusan dismisal atau putusan MK dibacakan. Oktober pengucapan sumpah janji.
Berdasar catatan JPNN, pada Pilpres 2014 Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla memenangkan kompetisi melawan Prabowo yang didampingi Hatta Rajasa.
BACA JUGA: Bravo! Para Purnawirawan TNI Langsung Bergerak Amankan Kemenangan Jokowi
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU pada Pilpres 2014, Selasa 22 Juli 2014 malam, Jokowi – JK meraih suara 70.997.594 atau 53,15 persen, Prabowo – Hatta memperoleh 62.576.444 atau 46,85 persen. Selisih suara kala itu adalah 8.421.389.
Prabowo – Hatta kala itu mengajukan gugatan sengketa perselisihan hasil pemilu kepada Mahkamah Konstitusi. Namun, MK yang dipimpin Hamdan Zoelva pada 21 Agustus 2014 itu menolak gugatan Prabowo – Hatta. Dengan demikian, Jokowi – JK sah sebagai presiden dan wakil presiden periode 2014-2019.
Baca juga:Prabowo - Sandi Juga Punya Quick Count Pilpres, 54 Persen Unggul
Kurang lebih lima tahun berlalu, Jokowi dan Prabowo kembali rematch. Kali ini, pasangan cawapres mereka bukan seperti 2014 lalu. Jokowi memilih KH Ma’ruf Amin. Prabowo menggandeng Sandiaga Salahudin Uno. Setelah melalui masa kampanye tertutup dan terbuka serta lima kali debat, sampailah pada hari pencoblosan Rabu 17 April 2019.
Nah, hitung cepat sejumlah lembaga survei mengunggulkan Jokowi – Kiai Ma’ruf atas Prabowo – Sandi. Hanya saja, Jokowi tetap mengajak menunggu hasil perhitungan resmi KPU.
“Dari indikasi exit poll dan juga quick count, tadi sudah lihat semuanya tetapi harus bersabar menunggu penghitungan dari KPU secara resmi," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (17/4) di Djakarta Theater.
Sementara itu, Prabowo menuding sejumlah lembaga survei berupaya menggiring opini publik dalam Pilpres 2019 melalui hasil exit poll ataupun quick count. Menurutnya, sejumlah lembaga survei mengopinikan capres yang berpasangan dengan Sandiaga S Uno itu kalah suara dari Jokowi – Kiai Ma’ruf.
"Saya tegaskan di sini kepada rakyat Indonesia bahwa ada upaya dari lembaga-lembaga survei tertentu yang kami ketahui memang sudah bekerja untuk satu pihak untuk menggiring opini seolah-olah kami kalah," kata Prabowo di Jakarta, Rabu (17/4).
Karena itu, ketua umum Partai Gerindra tersebut meminta relawan pendukungnya terus mengawal suaranya dari tingkat tempat pemungutan suara (TPS) hingga rekapitulasi di kecamatan. Prabowo mengharapkan relawannya tidak terpengaruh hasil quick count lembaga survei yang menyebutnya kalah. (boy/mg10/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prabowo: Sejak Malam Terjadi Kejadian yang Merugikan Kami
Redaktur & Reporter : Boy