Apartemen Kecil - Menengah Menjanjikan

Jumat, 10 Oktober 2014 – 10:32 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Kepemilikan apartemen mewah memang menjanjikan keuntungan investasi yang lebih besar. Meski demikian, kenaikan harga apartemen unit kecil dan menengah ternyata jauh lebih signifikan setiap tahun. Karena itu, pe­ngembang kian agresif membidik dua segmen tersebut.

Direktur Gunawangsa Group Triandy Gunawan mengatakan, apartemen tetap menjadi hunian primadona di kota besar yang umumnya memiliki ketersediaan lahan terbatas. Hunian vertikal menjanjikan gaya hidup yang lebih efisien karena lebih dekat dengan pusat kota. Seperti di Surabaya, permintaan apartemen untuk tipe kecil dan menengah masih tinggi. ''Apartemen sudah menjadi kebutuhan masyarakat di kota besar, termasuk Surabaya,'' kata Triandy di sela grand launching Gunawangsa Tidar Apartment kemarin (9/10).

Tidak hanya memenuhi kebutuhan sebagai hunian, lanjut dia, apartemen sebagai investasi menjanjikan keuntungan. Menurut dia, investasi tidak hanya cenderung untuk hunian mewah, tapi tipe kecil juga dapat menjadi alternatif investasi properti. ''Memang, investasi properti tidak likuid, tapi memberikan keuntungan dalam waktu relatif singkat,'' jelas Triandy. 

Konsumen bisa membukukan keuntungan yang besar kalau membeli proyek yang baru pertama dipasarkan. Menurut dia, kenaikan harga perdana hingga serah terima bisa mencapai dua kali lipat. ''Seperti proyek kami, Gunawangsa Manyar, kenaikannya bisa 80-100 persen sejak pertama diluncurkan hingga serah terima. Bahkan, sekarang harga secondary bisa lebih tinggi,'' terangnya.

Mengutip data indeks harga properti residensial yang dikeluarkan Bank Indonesia, kenaikan harga properti tipe kecil dan menengah jauh lebih signifikan ketimbang hunian mewah. ''Tipe kecil bisa di atas 19 persen dan tipe menengah di bawah 19 persen. Sedangkan unit premium hanya di bawah 9 persen. Kenapa demikian? Sebab, demand tipe kecil dan menengah jauh lebih tinggi, makanya bisa mengerek harga,'' tandas dia.

Selain faktor suplai dan demand, kenaikan nilai properti ditunjang kondisi makroekonomi, kenaikan upah, dan kenaikan harga BBM. Tidak hanya mendapat keuntungan dari kenaikan nilai properti, pemilik juga bisa mendapat passive income dari menyewakan unitnya. ''Di Indonesia, nilai sewa bisa mencapai 12-15 persen dari nilai properti. Persentase itu tertinggi di Asia,'' tutur dia. (res/c4/mas/agm) 

BACA JUGA: Citilink Jadikan Makassar Titik Akselerasi

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jasa Marga Anggarkan Rp 100 M untuk Perawatan Tol Jakarta-Cikampek


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler