JAKARTA--Jika APBN 2012 dinilai tersandera birokrasi dan elit politik, maka APBN 2013 dilihat sebagai ajang manipulasi anggaran. Pasalnya kebijakan APBN justru berbanding terbalik dengan kondisi pengalokasian anggaran yang disahkan DPR.
Demikian disampaikan Yuna Farhan, Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), di Jakarta Selatan, Jumat (4/1).
"Kebijakan APBN dimanipulasi, karena setelah dibahas DPR, justru yang besar itu belanja pegawai dan belanjang barang dibanding belanja modal," kata Yuna Farhan di kantor Seknas FITRA.
Dia menyebutkan bahwa kebijakan APBN 2013 adalah meningkatkan kualitas belanja negara melalui efisiensi belanja yang kurang produktif dan meningkatkan belanja infrastruktur untuk memacu pertumbuhan.
Namun kenyataannya, pertumbuhan belanja pusat sebesar 8 persen lebih banyak dinikmati oleh pertumbuhan belanja pegawai (14 persen), belanja barang (24 persen). Sedangkan belanja modal hanya dapat porsi 5 persen.
"Belanja pegawai tahun 2013 ini Rp241 triliun, dan belanja barang Rp200,7 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan belanja modal yang hanya Rp184 triliun," jelas Yuna.(Fat/jpnn)
Demikian disampaikan Yuna Farhan, Sekretaris Jenderal Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), di Jakarta Selatan, Jumat (4/1).
"Kebijakan APBN dimanipulasi, karena setelah dibahas DPR, justru yang besar itu belanja pegawai dan belanjang barang dibanding belanja modal," kata Yuna Farhan di kantor Seknas FITRA.
Dia menyebutkan bahwa kebijakan APBN 2013 adalah meningkatkan kualitas belanja negara melalui efisiensi belanja yang kurang produktif dan meningkatkan belanja infrastruktur untuk memacu pertumbuhan.
Namun kenyataannya, pertumbuhan belanja pusat sebesar 8 persen lebih banyak dinikmati oleh pertumbuhan belanja pegawai (14 persen), belanja barang (24 persen). Sedangkan belanja modal hanya dapat porsi 5 persen.
"Belanja pegawai tahun 2013 ini Rp241 triliun, dan belanja barang Rp200,7 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan belanja modal yang hanya Rp184 triliun," jelas Yuna.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersangka Korupsi Alquran Minta Jadi Tahanan Rumah
Redaktur : Tim Redaksi