APBN Perubahan 2015 Lebih Pesimistis

Kamis, 25 Desember 2014 – 05:00 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Gejolak pasar finansial dalam satu bulan terakhir membuat pemerintah lebih realistis dalam menyusun target.

Ini terlihat dari asumsi rancangan APBN Perubahan 2015 yang terlihat lebih pesimistis dibanding APBN 2015 yang disusun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

BACA JUGA: Garuda Indonesia Perbesar Citilink

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah telah mematangkan rancangan APBN Perubahan 2015 yang akan diajukan ke DPR awal tahun depan. "Ini berdasar kondisi terkini perekonomian kita," ujarnya usai sidang kabinet di Kantor Presiden kemarin (24/12).

Untuk pertumbuhan ekonomi 2015, pemerintah mematok target 5,8 persen, sama dengan target APBN 2015. Adapun inflasi dipatok 5 persen, lebih tinggi dibanding target APBN 2015 yang sebesar 4,4 persen.

BACA JUGA: Curigai Ada Mafia Migas yang Bermain

Menurut Bambang, asumsi 4,4 persen dalam APBN 2015 sebenanrnya juga menggunakan kisaran plus minus satu persen. "Jadi 5 persen itu masih dalam range (kisaran). Ini untuk antisipasi gejolak harga," katanya.

Berikutnya, pemerintah mematok asumsi suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan sebesar 6,2 persen, lebih tinggi dibanding asumsi dalam APBN 2014 yang sebesar 6,0 persen. Kenaikan ini diproyeksi seiring tekanan suku bunga akibat inflasi yang naik.

BACA JUGA: Lima Nama Masuk Kandidat Dirut Bulog

Selanjutnya, harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) ditetapkan USD 70 per barel, jauh lebih rendah dibanding asumsi APBN 2015 yang mencapai USD 105 per barel.

"Kita tahu harga minyak turun tajam dalam beberapa bulan terakhir. Tahun depan, kita proyeksi harga masih akan rendah," ucapnya.

Pemerintah juga terlihat lebih pesimistis dengan kinerja sektor migas. Misalnya, target lifting minyak diturunkan dari 900 ribu barel per hari menjadi 849 ribu per hari.

Demikian pula target lifting gas yang diturunkan dari 1,2 juta barel setara minyak menjadi 1,1 juta barel setara minyak. "Ini karena pengaruh harga minyak turun," jelasnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil menambahkan, pemerintah akan segera membahas rancangam APBN 2015 usai DPR selesai menjalani masa reses. "Jadi kira-kira minggu ke dua Januari akan kami serahkan kerangka ini ke DPR," ujarnya. (owi/dyn/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Merugi, PT Kertas Leces Lakukan Transformasi Bisnis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler