jpnn.com, PADANG - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Pemprov Sumatera Barat (Sumbar) menyelenggarakan Apel Siaga Penyuluh Pertanian di halaman kantor gubernur, Sabtu (9/12).
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman selalu mengatakan bahwa penyuluh merupakan pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada pangan.
BACA JUGA: Petani dan Penyuluh Siap Tingkatkan Produksi di Musim Rendeng 2024
"Pangan adalah senjata kita dan ke depannya kita harus menekan impor bahkan harus bisa menyetop impor dan kita harus ekspor," kata Amran.
Mentan Amran juga mengungkapkan bahwa dalam jangka waktu dua sampai tiga tahun ke depan Indonesia kembali swasembada khususnya padi dan jagung, sehingga kita tidak impor lagi.
BACA JUGA: Optimalkan Penyuluh Pertanian untuk Mendukung Program Gernas El Nino
“Saya percaya kunci keberhasilan program pembangunan pertanian melalui peningkatan produksi untuk mencapai swasembada adalah penyuluh pertanian,” tegasnya.
"Maka itu, kalian jangan mengeluh, terus semangat bekerja. Harus semakin meningkatkan motivasi serta keterampilan maupun wawasan di bidang pertanian yang terus berkembang," kata Amran.
BACA JUGA: Stafsus Presiden Jokowi: Jangan Lupa Pilih Pak Ganjar, Ya
Kegiatan Apel Siaga Penyuluh dan Petani dipimpin langsung Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi dan dihadiri Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi.
Dalam arahannya Kabadan Dedi menyampaikan bahwa SDM pertanian tidak terlepas dari penyuluh pertanian dan petani.
"Saya hadir di Kota Padang ini untuk bertemu dengan para penyuluh pertanian dan Gapoktan/petani, petani milenial, dan pengurus P4S," kata Dedi.
Menurut Dedi, petani merupakan pahlawan pangan dan garda terdepan dalam mewujudkan swasembada pangan Indonesia dan penyuluh pertanian sangat berperan dalam transfer teknologi kepada petani/poktan/gapoktan.
“Saya berharap petani dapat terus meningkatkan kinerjanya dengan beradaptasi terhadap perubahan zaman dan tantangan yang ada, salah satunya melalui digitalisasi pertanian yang berguna untuk memenuhi kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengakses informasi, di antaranya melalui permodalan, agroinput, teknologi, pasar, dan sumber daya lainnya yang terjangkau, relevan dan dapat diandalkan," katanya.
Menurut Dedi, pembangunan sektor pertanian berperan strategis dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Ada tiga faktor yang berkontribusi dalam melaksanakan pembangunan pertanian. Pertama inovasi teknologi dan sarana prasarana pertanian.
Kedua peraturan perundang-undangan pertanian yang mendukung peningkatan produktivitas pertanian sebesar 25 perse.
"Terakhir, ketiga adalah SDM pertanian sebagai pelaksana kegiatan pembangunan pertanian yang mendukung peningkatan produktivitas pertanian sebesar 50 persen," ungkapnya.
Maka, agar tujuan pembangunan pertanian dapat tercapai yaitu peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani, maka perlu dilakukan upaya peningkatan kapasitas SDM Pertanian untuk peningkatan produksi komoditas pertanian.
"Saya yakin Provinsi Sumbar mempunyai perhatian terhadap peningkatan SDM Pertanian yang berkualitas, berdaya saing dan berjiwa wirausaha,” katanya.
Sementara itu, Mahyeldi dalam arahannya mengatakan tujuan dilaksanakan Apel Siaga Penyuluh Pertanian adalah kesiapan para penyuluh mendukung Provinsi Sumbar menjadi lumbung padi dan jagung serta meningkatkan kesejahteraan petani.
"Karena sebagian besar penduduk Sumbar adalah petani, kemajuan ekonomi Sumbar ditopang oleh aktivitas pertanian, perikanan dan kehutanan," katanya.
Berdasarkan data BPS Sumbar tahun 2023 menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertanian, perikanan dan kehutanan mencapai 21,20 persen bagi pertumbuhan ekonomi Sumbar.
"Komoditi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan memberikan sumbangan terbesar, yaitu sekitar 63,30 persen, diikuti oleh perikanan sebesar 20,24 persen, peternakan sebesar 9,06 persen, kehutanan sebesar 5,42 persen, dan jasa pertanian sebesar 2,03 persen,” jelasnya.
Mengingat potensi sektor pertanian yang dominan di Sumbar, Pemerintah Provinsi Sumbar mengimplementasikan terobosan kebijakan anggaran berupa pengalokasian anggaran 10 % dari APBD Provinsi Sumbar untuk pertanian.
"Visi Pemerintah Provinsi Sumbar tahun 2021-2026 adalah mewujudkan Sumbar madani yang unggul dan berkelanjutan. Sedangkan misinya adalah meningkatkan nilai tambah dan produktivitas hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Sasaran yang ingin dicapai berkaitan dengan misi tersebut adalah meningkatnya pendapatan petani,” sambungnya.
Selain itu, Provinsi Sumbar juga dikenal sebagai wilayah produsen tanaman pangan, sayuran dan buah di wilayah Sumatera bagian tengah termasuk Provinsi Riau, Kepri, Jambi dan Bengkulu.
Khusus untuk padi yang menghasilkan beras, Provinsi Sumbar menghasilkan produksi beras yang mensuplai kebutuhan provinsi-provinsi tetangga, bahkan sampai ke luar Pulau Sumatera.
"Jika dihitung dengan konsumsi beras penduduk Sumbar, produksi padi Sumbar diperkirakan surplus sekitar 485 ribu ton (dengan asumsi konsumsi beras 90 kg/kapita/tahun). Sementara banyak provinsi tetangga mengalami deficit," katanya.
"Kegiatan apel siaga ini sejalan dengan vVisi dan misi Pemerintah Provinsi Sumbar tahun 2021-2026, yaitu mewujudkan Sumatera Barat madani yang unggul dan berkelanjutan yang salah satunya di bidang pembangunan pertanian dalam arti luas serta meningkatnya pendapatan petani," kata Mahyeldi.
Mahyeldi menyampaikan ucapan terima kasih atas upaya-upaya pembinaan kelembagaan petani yang sudah dilakukan oleh penyuluh pertanian.
Berdasarkan data di Simluhtan, jumlah kelembagaan petani yang dibina langsung oleh penyuluh di lapangan saat ini adalah 22.147 Kelompok Tani, 1.318 Gabungan Kelompok Tani, dan 310 Kelembagaan Kelompok Tani.
Inilah wadah pembinaan penyuluh pertanian yang dilakukan secara langsung dan sangat menentukan keberhasilan pembangunan pertanian di Sumbar.
“Saya mengharapkan penyuluh pertanian agar bekerja secara ikhlas, cerdas, keras dan tuntas, sehingga amal kebaikan yang dilakukan akan dibalas oleh Allah Subhana Wa Ta’ala,” katanya. (rhs/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Blak-blakan Eks Ketua KPK: Jokowi Pernah Berteriak Agar Kasus Setnov Dihentikan
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti