jpnn.com, JAKARTA - Chief Executive Officer Buka Kamar Boby Haryadi mengatakan, pemilik hotel kerap mengeluh karena banyak kamar yang kosong.
“Itu sebenarnya rugi karena biaya rutin sudah pasti keluar,” kata Boby, Selasa (16/10).
BACA JUGA: Event Marak, Okupansi Hotel Mulai Normal
Boby menjelaskan, aplikasi Buka Kamar bisa menjadi fasilitator strategis bagi pemilik hotel untuk mengoptimalkan tingkat keterisian kamar.
Selain itu, aplikasi tersebut juga memberikan harga yang terbaik dan paling murah bagi tamu hotel.
BACA JUGA: Hotel Berbintang di Batu Terus Tumbuh
Melalui slogan The Best Last Minute Deal Ever, aplikasi karya anak bangsa itu diyakini bisa menjadi saluran distribusi yang tepat bagi hotel-hotel di Indonesia untuk mendongkrak okupansi.
“Intinya, Buka Kamar fasilitasi hotel needs dan guest needs,” ujar Boby.
BACA JUGA: Persaingan Hotel Nonbintang Semakin Sengit
Berbekal pengalaman berkecimpung di dunia perhotelan selama 15 tahun, Boby meyakini aplikasi Buka Kamar bisa menjadi referensi utama bagi para pelancong.
“Tim Buka Kamar berasal dari orang hotel. Kami tahu cara bisnis hotel dan cara melayani tamu,” kata pria yang saat ini bekerja sebagai manajer Hotel Ruschmeyers, Montauk, New York, Amerika Serikat, itu.
Boby menambahkan, saat ini Buka Kamar sudah memiliki 15 hotel yang menjadi mitra.
Hotel-hotel itu tersebar di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Makassar, Palembang, Pekanbaru, dan Solo.
“Yang sudah ready kurang lebih 15 hotel. Target Buka Kamar minimal 1.000 hotel yang akan menjadi partner,” tutur Boby. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Okupansi Hotel Perkotaan Tembus 100 Persen
Redaktur : Tim Redaksi