jpnn.com, BANDUNG - Kementerian Pertanian mendorong penggunaan teknologi sebagai basis utama arah pengembangan pertanian ke depan.
Dengan makin masifnya perkembangan teknologi, maka tren kebijakan harus berorientasi ke arah sana.
BACA JUGA: Mata Tertutup, Tangan-Kaki Diborgol Rantai, Hendra Kurniawan Dibawa ke Nusakambangan
Demikian disampaikan Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian Imam Mujahidin Fahmid ketika menyampaikan arahan dalam acara bertajuk 'Sosialisasi Pengembangan Teknologi Informasi Regional 1'. Kegiatan dilangsungkan di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis (14/10).
"Tidak ada tawar-menawar lagi, pembangunan pertanian mengarah kepada proses transformasi digital," ujar Imam.
BACA JUGA: Dipecat Sebagai Anggota Polri, Bercerai dengan Istri, AY Sekarang Terlibat Narkoba
Dia memaparkan dunia pertanian mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan kian masifnya penetrasi teknologi dan internet. Terlebih di tengah pandemi sekarang, di mana menjadi tantangan tersendiri untuk memilih metodologi dan strategi baru dalam konteks mengembangkan pertanian.
"Itu yang kemudian melatari lahirnya Aplikasi Cerdas Pertanian. Ini adalah bentuk komitmen kami membangun pertanian berbasis teknologi. Makin memudahkan bagi para penyuluh maupun petani," beber Prof Imam.
Menurutnya, kehadiran Aplikasi Cerdas Pertanian merupakan sebuah inovasi dan lompatan besar, karena memberikan kemudahan-kemudahan pada petani dan penyuluh.
"Tidak lagi terhalang jarak, proses transfer pengetahuan dari pusat ke daerah lebih efektif," jelas dia.
"Harus dijadikan momentum, khususnya kepada para petani milenial. Bagaimana masuk pada arena pengetahuan melalui pendekatan teknologi seperti halnya aplikasi ini," lanjut Prof Imam.
Dia berharap adanya partisipasi penyuluh yang masif untuk mengoptimalkan sosialisasi dan implementasi aplikasi Cerdas Pertanian ini. Termasuk menguatkan peran 'komando daerah' yang notabene menjadi mata dan telinga pemerintah dalam hal ini Kementan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengenbangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa peran para penyuluh sangat vital dalam mempercepat transformasi pertanian tradisional menuju digital.
Dedi yakin dengan eksistensi aplikasi cerdas pertanian memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan mutu SDM petani dan penyuluh.
"Dan jaringan pertanian nasional kita sudah terbentuk di seluruh daerah, ini harus dimaksimalkan. Kita optimistis program ini melahirkan banyak petani digital sebagaimana visi Bapak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo)," terang Dedi.
Hal senada diungkapkan Kepala Pusat Penyuluh Pertanian Bustanul Arifin. Dalam sambutannya, dia meyakinkan bahwa aplikasi cerdas ini betul-betul memberikan manfaat yang amat besar bagi para petani maupun penyuluh. Banyak fitur-fitur unggulan, termasuk seputar bagaimana mengoptimalkan giat pertanian.
"Kuncinya nanti ada di penyuluh. Maka dari itu, penggunaan aplikasi ini akan masif dan optimal jika penyuluh benar-benar aktif memberikan edukasi kepada petani," jelas Bustanul.
Dijelaskan dia, pengembangan teknologi informasi berbasis pertanian harus didukung SDM yang kuat. Termasuk penyuluh di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga desa-desa.
Maka dari itu, peran penyuluh sangat vital sebagai garda terdepan keberhasilan sosialisasi penggunaan teknologi ini.
"Yakinlah bahwa aplikasi ini memberikan manfaat yang besar bagi para petani. Karena ini adalah bentuk dari transfer knowledge Kementerian Pertanian. Tidak lagi terbatas dengan jarak dan waktu, semua data bisa diakses dengan mudah," ujarnya. (rhs/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti