jpnn.com, KUTAI KARTANEGARA - Pengurus Asosiasi Petani Plasma Kelapa Sawit Indonesia (APPKSI) wilayah Kalimantan Timur menyampaikan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor urut dua pada Pemilu 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Deklarasi dukungan dari APPKSI Kalimantan Timur tersebut dilakukan di Desa Muara Kaman, Kutai Kartanegara.
BACA JUGA: Beredar Video Ahok Sebut Prabowo, Gibran dan Jokowi Tidak Bisa Bekerja, David Herson Merespons
Ketua APPKSI Kalimantan Timur Hamdan mengatakan mereka juga meminta Prabowo jika terpilih sebagai presiden agar menjalankan program yang lebih berpihak pada stakeholder industri sawit terutama pada kaum petani.
"Deklarasi APPKSI atau seruan dukungan ini juga mendesak pada Prabowo agar lebih berpihak pada stakeholder industri sawit terutama pada kaum petani sawit yang selama ini banyak berkontribusi dalam industri perkebunan Kelapa sawit," kata Hamdan dalam siaran persnya, Kamis (8/2).
BACA JUGA: Mendeklarasikan Dukungan, Cakra Satya 08 Harap Prabowo-Gibran Memperhatikan Nasib Seniman
Hamdan menyebutkan bahwa selama ini ada beberapa faktor penyebab keragu-raguan pemerintah dalam mengakui hak atas tanah bagi para petani sawit mandiri dan plasma.
"Untuk itu kami pilih Prabowo karena dia pernah jadi ketum HKTI. Jadi, lebih memahami masalah petani dibandingkan capres lainnya," ujarnya.
BACA JUGA: Pendukung Prabowo-Gibran Nyalakan Seribu Lilin Cinta untuk Indonesia
Selain menyatakan dukungan, ada delapan tuntutan yang turut disampaika APPKSI dalam mendukung Prabowo, yakni:
1. Meminta agar dana pungutan ekspor CPO yang dihimpun oleh BPDPKS agar dialokasikan bagi pendidikan anak petani dalam bentuk pembangunan sarana dan prasarana pendidikan serta program beasiswa.
2. Agar ada program dari pemerintah untuk membangun sekolah menengah Kejuruan Perkebunan Kelapa Sawit di daerah daerah perkebunan sawit.
3. Dana pungutan ekspor CPO agar dialokasikan untuk pembangunan sarana dan prasarana kesehatan di daerah areal perkebunan sawit dan pengobatan gratis bagi masyarakat sekitar areal perkebunan sawit.
4. Dana pungutan ekspor CPO agar benar benar digunakan untuk program pinjaman dana untuk revitalisasi kebun kebun petani plasma dan mandiri.
5. Mempercepat program sertifikasi lahan lahan perkebunan sawit para petani sawit plasma dan mandiri.
6. Membuang ambatan besar yang dihadapi oleh petani sawit yang belum mendapat pengakuan hak atas tanah.
7. Mendorong bank dan lembaga-lembaga keuangan untuk tidak ragu dalam memberikan pinjaman atau kredit kepada petani.
8. Petani plasma sawit juga menghadapi tantangan dalam mengakses layanan penyuluhan, bantuan teknis, dan program pelatihan yang bertujuan mendorong produksi sawit berkelanjutan. Layanan-layanan ini biasanya lebih mudah tersedia bagi entitas yang sudah diakui dan terdaftar secara formal, yang membuat petani plasma sawit sering berada di posisi kurang diuntungkan dalam hal memperoleh pengetahuan dan keterampilan. (cuy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bertemu Petani di Grobogan, Ganjar Dapat Dukungan dari Pemakai Kaus Prabowo-Gibran
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan