jpnn.com, JAKARTA - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melarang ekspor crude palm oil (CPO) dan minyak goreng.
Ketua APPSI Sudaryono menyatakan bahwa pihaknya sangat sependapat dengan Presiden Jokowi bahwa kebutuhan pokok masyarakat adalah hal utama dan penting.
BACA JUGA: Jokowi Larang Ekspor CPO, Ganjar: Tindakan Presiden Seribu Persen Benar
"Kami mengapresiasi atas kebijakan progresif Presiden Jokowi atas pelarangan ekspor tersebut,” kata Ketua APPSI Sudaryono lewat keterangannya di Jakarta, Jumat (29/4).
Menurut dia, ironi apabila Indonesia sebagai negara produsen minyak sawit terbesar di dunia justru mengalami kelangkaan minyak goreng. Dia menambahkan tindak-tanduk para mafia minyak goreng membuat masyarakat kesulitan mendapatkan komoditas itu belakangan ini.
BACA JUGA: Jokowi Larang Ekspor CPO, Laksamana Yudo Langsung Keluarkan Perintah Kepada Jajaran TNI AL
Jika ada, maka harganya telah membumbung tinggi.
"Saya kira arahan dari Presiden Jokowi mengenai hal ini sudah sangat jelas bahwa sudah saatnya industri kelapa sawit melakukan evaluasi secara keseluruhan dalam mencukupi kebutuhan dalam negeri dan jangan mengutamakan ekspor ke luar negeri," katanya.
BACA JUGA: Gerindra Minta Pengusaha tak Mempersoalkan Kebijakan Jokowi Melarang Ekspor CPO
Seperti diketahui, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan bahwa larangan ekspor CPO, refined, bleached, and deodorized palm oil (RBD Palm Oil), refined, bleached and deodorized palm olein (RBD Palm Olein), dan minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Menindaklanjuti arahan Bapak Presiden Joko Widodo, kami kembali menegaskan bahwa prioritas utama pemerintah saat ini adalah memastikan ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau untuk seluruh masyarakat Indonesia," kata Mendag Lutfi.
Dia menyampaikan bahwa keputusan itu diambil dengan sangat seksama, memperhatikan perkembangan hari demi hari situasi ketersediaan minyak goreng curah untuk masyarakat. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi