Apresiasi Komitmen Jokowi, KRKP Optimistis Indonesia Selamat dari Ancaman Krisis Pangan

Selasa, 11 Oktober 2022 – 18:10 WIB
Presiden Jokowi. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Nasional Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengapresiasi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memberikan perhatian serius terhadap ancaman krisis pangan hingga energi. Bahkan, Presiden Jokowi melakukan koordinasi tersebut setiap seminggu sekali.

Said Abdullah optimistis Indonesia bisa keluar dari ancaman krisis pangan asalkan pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang bertumpu pada kesejahteraan petani.

BACA JUGA: P4S Sangat Penting di Tengah Ancaman Krisis Pangan Global

Dia juga mendorong kebijakan penanaman jenis makanan yang beragam jenisnya di tanah air.

“Saya punya keyakinan bahwa kalau saja kehidupan petaninya cukup baik dia tidak perlu disubsidi. Tidak perlu disuruh, dia akan menanam sendiri kok, kan petani juga manusia ekonomi sehingga proses produksi itu akan berjalan. Yang perlu dipersiapkan adalah kerangka sistemnya,” ujar Said, Selasa (11/10/2022).

BACA JUGA: Mentan Syahrul Ajak Petani Milenial Bertekad Antisipasi Krisis Pangan Global

Said mendorong perubahan paradigma berpikir yaitu tidak sekadar menggenjot peningkatan hasil pertanian melainkan juga harus lebih memperhatikan kesejahteraan para petani.

“Misalnya kita balik untuk menjawab tantangan krisis pangan misalnya itu dengan memperkuat kehidupan petaninya. Mengapa saya berpikir di balik begitu cara mikirnya karena menurut saya kalau hanya produksi betul bahwa kita perlu produksi dan ketersediaan pangan yang cukup yang melimpah iya tapi kalau orangnya (Petani) nggak diperhatikan gimana,” kata Said.

BACA JUGA: 3 Jurus Kementan Antisipasi Krisis Pangan Global

Said menambahkan jika petaninya cukup diperhatikan, maka secara otomatis mereka akan tetap mau menanam dan terhindar dari krisis yang dikhawatirkan.

“Paradigmanya digeser ke penguatan kehidupan petaninya kalau itu dilakukan saya kok punya keyakinan kita nggak perlu khawatir juga (krisis pangan),” paparnya.

Selain perubahan paradigma terhadap para petani, pemerintah juga harus memperhatikan sejumlah jenis makanan pokok yang tidak hanya padi melainkan masih banyak tanaman yang perlu diperhatikan.

“Paradigma bergeser ke petani itu juga harus diimbangi dengan keyakinan bahwa kita punya sumber daya pangan yang melimpah dan itu harus diurus dalam konteks keberagamannya,” ulasnya.

Said menjelaskan tanah Indonesia yang subur memiliki keberagamaan tanaman makanan pokok sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

“Saya optimistis di Indonesia itu punya mega bayou diversity sangat besar. Mau mencari apa sih di Barat, ke Timur, Utara, Selatan. Kita ada semua loh. Yang kedua saya optimistis karena sesungguhnya tiap-tiap wilayah komunitas itu punya sistem pangannya sendiri-sendiri,” ujar Said.

Dia menyebut NTT misalnya punya sistem sendiri. Di Aceh sendiri. Cuma, problemnya itu kan selama ini tidak pernah dipandang itu sebagai kekuatan. Namun, pengin diseragamkan (padi) semua.

“Nah kita itu bedanya dengan negara-negara di Eropa misalnya karena punya keragaman itu yang tinggi,” imbuhnya.

Bagi Said, kondisi krisis global tidak begitu mengkhawatirkan untuk Indonesia terbukti Indonesia telah berhasil melewati krisis yang cukup mengguncang dunia.

“Kalau saya sih tidak perlu worry di kondisi global karena kondisi telah membuktikan di kita itu relatively misalnya 1997, 1998, 2007 2008-2011 sampai 2012 ketika krisis pangan global muncul, kita relatif dampaknya enggak terlalu bergejolak,” ungkapnya.

Seperti diketahui Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI).

Penghargaan itu diberikan atas keberhasilan sistem ketahanan pangan Indonesia dalam hal swasembada beras.

Penghargaan untuk sistem pertanian dan pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021 melalui penerapan inovasi teknologi pertanian itu diberikan IRRI kepada Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8/2022).

Tahun depan, Presiden mengalokasikan Rp 95 triliun dalam mendukung ketahanan pangan nasional untuk pelaksanaan APBN 2023.

Lewat anggaran ketahanan pangan ini, pemerintah juga mendorong pemanfaatan teknologi dan data, serta pengembangan iklim investasi, perkuatan sistem logistik pangan nasional dan transformasi sistem pangan yang berkelanjutan.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Jokowi   KRKP   Krisis Pangan   pangan  

Terpopuler