Apresiasi Tradisi Yaa Qawiyyu, Airlangga: Leluhur Mengajarkan Hidup Rukun

Jumat, 23 Agustus 2024 – 16:04 WIB
Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengapresiasi tradisi Yaa Qawiyyu yang masih terpelihara, dia mengatakan leluhur mengajarkan untuk hidup rukun. Foto: Kemenko Perekonomian.

jpnn.com - JAKARTA - Festival Yaa Qawiyyu yang digelar setiap tahun pada bulan Safar, di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah, Jumat (23/8) dibanjiri ribuan masyarakat.

Tadisi yang juga disebut Saparan tersebut menjadi momen yang selalu dinantikan warga Kecamatan Jatinom, Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

BACA JUGA: Menko Airlangga Terkesan dengan Prosesi Budaya Saparan Apem Yaa Qawiyyu

Tradisi ini merupakan puncak pembagian lebih dari enam ton apem yang berasal dari sedekah masyarakat dan disebarkan selepas salat Jumat kepada lebih dari sepuluh ribu masyarakat yang berdatangan dari seantero tanah air, termasuk dari mancanegara.

"Tradisi pembagian apem sambil melafalkan wirid Yaa Qawiyyu merupakan simbol dari kekuatan spiritual dan kedermawanan yang harus terus dilestarikan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto saat menghadiri prosesi puncak Saparan Apem Yaa Qawiyyu.

BACA JUGA: Menko Airlangga Hadiri Tradisi Penyebaran Apem Yaa Qawiyyu di Klaten, Simak Pesannya

Menurut Menko Airlangga, Yaa Qawiyyu mengajarkan pentingnya kekuatan doa dan ikhtiar dalam menghadapi
berbagai tantangan hidup.

Tradisi penyebaran penganan yang terbuat dari tepung beras bermula dari Kyahi Ageng Gribig dan menjadi metode yang praktis dalam menyiarkan Islam di tanah Jawa.

BACA JUGA: Menko Airlangga: Orkestrasi Pemangku Kepentingan Penting untuk Wujudkan Target Inklusi

Bernama asli Syekh Wasibagno Timur, Kyahi Ageng Gribig merupakan ulama besar yang gigih mensyiarkan ajaran Islam di tanah Jawa dan dikenal masih keturunan dari Raja Majapahit, Brawijaya V.

Semasa hidupnya, Kyahi Ageng Gribig merupakan seorang alim ulama yang terkenal dermawan dan tak pernah pelit untuk membagikan ilmu serta harta yang dimilikinya.

"Saat hidup beliau menjadi amir tanah perdikan di Jatinom. Beliau merupakan penasihat spiritual Raja Mataram Sultan Agung Adi Prabu Anyakrakusuma," ungkap Menko Airlangga yang juga merupakan keturunan dari Kyahi Ageng Gribig.

Event budaya tahunan ini tidak hanya memperkenalkan keunikan kue apem yang menjadi simbol utama dalam kegiatan ini, tetapi sekaligus mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat dan daerah setempat.

Selain itu juga memberikan dampak positif bagi pariwisata di daerah Klaten dan sekitarnya.

Menko Airlangga dalam sambutannya juga menyatakan sangat mengapresiasi masyarakat Klaten yang hingga saat ini berkontribusi melanjutkan tradisi dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia.

Tradisi ini juga menunjukkan sinergi yang kuat antara pelestarian budaya dan upaya untuk mengembangkan perekonomian masyarakat.

“Acara ini hendaknya dimaknai sebagai momen untuk muhasabah secara spiritual dan kultural. Menjadi pengingat akan warisan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kyahi Ageng Gribig yang dalam dakwahnya selalu konsisten dengan kelembutan, kebijaksanaan, dan ketegasan yang menyentuh hati," katanya.

Menurut Menko Airlangga tradisi ini juga mengajarkan masyarakat senantiasa rukun, tidak saling berebut, dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan sesama.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut antara lain Anggota DPR RI Singgih Januratmoko dan Rafindra Airlangga.

Wakil Menteri Desa PDTT Paiman Raharjo, Permaisuri Raja Keraton Surakarta Hadiningrat Gusti Kanjeng Ratu Pakoe Buwono.

Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Bupati Klaten Sri Mulyani, Kapolres Klaten AKBP Warsono, Wakil Bupati Klaten Yoga Hardaya.

Kemudian, Ketua DPRD Klaten Hamenang Wajar Ismoyo serta sejumlah unsur Forkopimda Kabupaten Klaten.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko Airlangga: Perubahan Iklim Menuntut Tindakan Cepat Semua Negara


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler