Aprilia Manganang Ikon Voli Putri Indonesia, Status Itu Kini Runtuh

Sabtu, 13 Maret 2021 – 00:00 WIB
Dokumentasi - Pemain timnas Indonesia Aprilia Manganang melakukan smash di pertandingan cabang voli putri melawan Hong Kong di Tennis Indoor, Gelora Bung Karno, Selasa (21/8/2018) malam WIIB. Foto: Antara/ANTHONY WALLACE/AFP

jpnn.com, JAKARTA - Eks Pelatih Timnas Voli Indoor Indonesia M Anshori menceritakan soal Aprilia Manganang, saat masih menangani pemain yang jadi heboh tersebut. Menurutnya, dia merupakan ikon voli putri Indonesia.

"Kami dengan pengurus PBVSI itu sepakat, menjadikan Aprilia sebagai ikon Indonesia, sampai main di luar negeri kan, dia ikon voli putri Indonesia," katanya, saat dihubungi Jumat (12/3)

BACA JUGA: Aprilia Manganang Tetap Bisa Main Voli Lagi, Ini Syaratnya

Pelatih berkumis tersebut juga mengakui, problem dan pertanyaan soal Aprilia memang sering mengemuka. Mulai dari ajang PON sampai dengan SEA Games dan juga event internasional lainnya.

Namun, timnas putri selalu percaya diri saat ada pertanyaan dari negara-negara lain atau tim lawan. Sebab, dia pernah lolos saat diuji oleh tim medical di SEA Games 2015 di Singapura. Dengan teknologi di sana, tentu hasil tes tersebut menjadi pegangan di event dua tahunan tersebut.

BACA JUGA: Cerita Penumpang Selamat Bus Masuk Jurang di Sumedang, Merinding, Percakapan Sopir dengan Kernet

"Karena semua mengakui dia perempuan, Aprilia sebagai ikon voli putri Indonesia bisa main di Thailand, di Jepang," tutur pria yang kini menangani tim PON DKI tersebut.

Tetapi, ikon tersebut kini runtuh seiring pengumuman dari KSAD Jenderal Andika Perkasa yang memastikan bahwa saat ini Aprilia berkelamin pria, bukan lagi wanita. Dia diketahui mengidap hipospadia.

BACA JUGA: Marak Aksi Kriminalitas di Pusat Kota Cirebon, Polisi Diarak-Ditelanjangi Geng Motor, Satpam Bank Disiksa

Namun, PP PBVSI tetap menghargai apa yang telah diberikan oleh Aprilia untuk voli Indonesia, baik di level nasional atau internasional. Karena itu, penghargaan yang pernah diberikan di level nasional tak dicabut dan tetap menjadi haknya. (dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler