jpnn.com, KONAWE - Puluhan warga yang menggelar nonton bareng di rumah orang tua Apriani Rahayu, Amiruddin, seketika riuh setelah Apriyani bersama pasangannya Greysia Polii memastikan medali emas bulu tangkis nomor ganda putri Olimpiade Tokyo 2020.
Tempat Apriyani Rahayu dibesarkan sejak lahir pada 29 April 1998 itu diselimuti suasana riang gembira, pakai banget.
BACA JUGA: Lemparan Botol Wawali Nyaris Menimpa Kepala Wali Kota, Kakak Greysia Polii Terdiam, Menangis
Rakyat Sulawesi Tenggara, khususnya warga Lawulo, Kabupaten Konawe bersukacita menyaksikan akhir dari drama di layar televisi itu, Senin (2/8) kemarin.
Apriyani, kelahiran Kelurahan Lawulo, Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe itu mengguncang dunia, sangat membanggakan.
BACA JUGA: Wow Banyak Hadiah Fantastis dari Pemda Konawe untuk Apriyani Rahayu, Rumah dan 5 Ekor Sapi!
Raihan medali emas Apriyani menjadikannya sebagai putri pertama Konawe yang menyumbangkan medali emas Olimpiade untuk Indonesia.
Kendari Pos melansir, Gubernur Sultra Ali Mazi, Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa, anggota DPD Andi Nirwana Sebbu dan beberapa pihak lain bersedia memberikan bonus sebagai hadiah atas prestasi yang diraih Apriyani.
BACA JUGA: Arief Muhammad dan Chicco Jerikho Beri Hadiah untuk Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Fantastis!
Ayah Apriyani, Amiruddin mengatakan, dia sangat terharu atas prestasi yang dipersembahkan anaknya.
"Dia (Apriyani) sudah mencapai apa yang dicita-citakan. Saya tidak pernah membayangkan Apriyani menjuarai Olimpiade. Namun, saya selalu optimistis anak saya juara. Sejak Apriyani ke Jakarta tahun 2011 sampai sekarang, saya tetap optimistis anak saya bisa,” ujar Amiruddin, usai menyaksikan pertandingan putrinya.
Pensiunan PNS Pemkab Konawe yang kini memilih bertani itu mengaku sangat bahagia dan bangga menyaksikan putri bungsunya bertanding meskipun hanya lewat televisi.
Dia tak pernah menyangka sang putri mempersembahkan medali emas dalam event olahraga terakbar di muka bumi.
"Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah yang memberikan kesehatan, kekuatan dan rezeki sehingga anak saya bisa mendapatkan medali emas,” tambahnya.
Amiruddin berharap Apriyani tetap meningkatkan kualitasnya bermain bulu tangkis.
Dia meminta sang putri tak jemawa dan tetap mengasah diri untuk melakoni pertandingan-pertandingan lain.
"Apriyani sudah membuktikan bahwa anak seorang petani juga bisa bersaing di tingkat dunia. Anak desa bisa mengharumkan Indonesia di kancah nasional dan internasional," tutur Amiruddin.
Dia menceritakan, pertama kali Apriyani memegang raket badminton saat masih berusia tiga tahun. Raketnya terbuat dari kayu.
Ketangkasan sang putri rupanya diwariskan dari mendiang ibunya yang merupakan mantan pemain bulu tangkis level kejuaraan antarinstansi lingkup Pemkab Konawe.
"Namun, mamanya tidak mau berikan raket yang bagus. Jadi dia sambung-sambung itu (senar raketnya),” kenang Amiruddin.
Dia pun punya pengalaman berkesan saat menemani Apriyani kecil latihan badminton.
"Banyak warga yang mencibir sang anak lantaran disebut hanya kuat makan saja," kata Amiruddin.
Menurut sang ayah, Apriyani Rahayu menjadi sosok yang kuat berkat latihan ekstra keras yang rutin dijalani setiap hari.
"Dia berharap, torehan emas Olimpiade yang dipersembahkan sang putri bisa memicu generasi muda Konawe untuk terus berprestasi.
"Kepada pemerintah, agar mendukung pemuda dan pemudi yang berjuang mengharumkan nama daerah dalam bidang apa pun, termasuk bidang olahraga. Anak-anak daerah itu dari segi ekonomi sangat terbatas. Jadi kalau tidak didukung dengan biaya, terus terang sangat sulit," katanya. (adi/b)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Adek