jpnn.com - BOGOR - Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia (APWI) menginisiasi gerakan pemberdayaan masyarakat melalui bakti sosial di BGP Banten (Kantor Ex PPPPTK Penjas dan BK), Desa Pamagersari, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (23/6).
Ketua Umum APWI Sugihardjo mengungkapkan pihaknya menemukan sejumlah masalah yang dihadapi masyarakat Pamagersari, desa tempat APWI melakukan sejumlah penelitian.
BACA JUGA: MenPAN-RB Azwar Anas Beri 2 Pilihan Kepada Widyaiswara, Tegas!
Masalah itu terutama terkait kesehatan anak, kekurangan pangan, dan minimnya pemahaman tentang penggunaan media sosial di kalangan anak-anak dan remaja.
APWI telah melakukan penelitian menyeluruh di Desa Pamagersari untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi masyarakat setempat.
BACA JUGA: Rudi Antariksawan Resmi Promosi Bintang 2 dan Jabat Widyaiswara Utama
Hal itu dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan bertajuk “Mengabdi untuk Negeri” itu dapat memberikan dampak yang efektif berdasarkan data yang terkumpul.
"Kegiatan yang kami laksanakan ini meliputi senam sehat bersama 200 warga Desa Pamagersari, pemberian bantuan untuk balita, ibu hamil dan warga kurang mampu, serta penyuluhan tentang kesehatan ibu dan balita. Termasuk edukasi tentang pemanfaatan pekarangan untuk swasembada sayuran dan padi, serta sosialisasi tentang penggunaan gawai secara bijak dan keselamatan berkendara," kata Sugihardjo.
BACA JUGA: Menjelang Peringatan HUT ke-67, Kodam XV/Pattimura Gelar Bakti Sosial
Program bakti sosial ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah mendasar yang dihadapi oleh masyarakat berdasarkan hasil riset yang dilakukan.
Menurut Sugihardjo, bakti sosial ini tidak hanya satu kali, tetapi merupakan bagian dari upaya berkelanjutan. Terlebih dalam memperkenalkan profesi widyaiswara kepada masyarakat luas.
"Kami berharap dengan program ini, masyarakat tidak hanya mengenal widyaiswara sebagai pendidik ASN, tetapi juga memahami bahwa mereka juga berperan dalam memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat," katanya.
Sementara itu, penanggung jawab kegiatan Miko Harjanti menjelaskan bahwa bakti sosial ini terbagi dalam tiga kelas sesuai dengan tema dan masalah yang dihadapi masing-masing kelompok masyarakat.
"Kelas A fokus pada penyuluhan kesehatan ibu dan balita, Kelas B mengedukasi mengenai swasembada sayuran dan padi, sementara Kelas C memberikan pemahaman tentang penggunaan gawai yang bijak dan keselamatan berkendara untuk anak-anak dan remaja," ujarnya.
Haryati, selaku penerima manfaat dari program bakti sosial APWI menyampaikan kesannya. Dia mengungkap rasa bahagia atas adanya program tersebut.
"Programnya membantu masyarakat yang kurang mampu, semoga bisa berjalan dengan lancar, APWI bisa tambah lebih baik lagi. Terima kasih banyak untuk APWI," katanya.
Sekretaris PKK Desa Pamagersari, Euis Nurhayati yang juga penerima manfaat mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas program bakti sosial dan pemberdayaan masyarakat dari APWI.
"Saya sangat bersyukur, kami ucapkan terima kasih untuk APWI, karena sosialisasi ini, program ini sangat sesuai dengan pokja-pokja PKK Desa Pamagersari, jadi, kami terbantu. Karena kami baru kali ini dapat program seperti ini, bantuannya efektif diterima langsung, sesuai kebutuhan kami, dan sejalan dengan kerja-kerja dan tujuan PKK, sangat membantu," kata Euis. (*/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mufthia Ridwan