jpnn.com, RIYADH - Otoritas Zakat, Pajak, dan Bea Cukai Arab Saudi (ZACTA) menyita lebih dari 150 ribu butir narkoba jenis Captagon.
Barang haram itu disembunyikan di dalam tiga mobil yang tiba di wilayah Arab Saudi melalui Pelabuhan Hadithah di dekat perbatasan Yordania, Minggu (30/7).
BACA JUGA: Luncurkan Proyek Satu Israel, Netanyahu Ingin Bangun Jalur Kereta Cepat ke Arab Saudi
ZACTA menemukan 43 ribu Captagon di dalam mobil pertama. Ada pula 45.349 pil yang disembunyikan di tangki kompresor udara mobil lainnya.
Di mobil ketiga, ZACTA menemukan 62.790 pil Captagon di dalam radiator.
BACA JUGA: Beda dengan Amerika, Arab Saudi Buka Pintu untuk Teknologi China
Pihak berwenang di Arab Saudi menegaskan kontrol atas barang impor dan ekspor akan diperketat di semua pintu bea cukai.
ZACTA juga meminta masyarakat proaktif membantu upaya memerangi penyelundupan narkoba yang masuk wilayah Arab Saudi.
BACA JUGA: Gelombang Panas Melanda Gaza, Listrik Biarpet, Tukang Reparasi Kipas Angin Panen
“Laporan terkait kejahatan penyelundupan diperlakukan dengan sangat rahasia dan pelapor akan diberikan hadiah uang jika informasi yang diberikan terbukti benar,” ujar ZACTA.
Captagon sebenarnya merupakan merek atau jenama obat psikoaktif buatan Degussa Pharma Gruppe, Jerman, pada 1960.
Biasanya obat itu diresepkan untuk mengobati gangguan defisit perhatian, narkolepsi, dan sebagai stimulan untuk sistem saraf pusat.
Tablet Captagon mengandung fenetylline atau sintetis dari keluarga phenethylamine yang tergolong amfetamina.
Pada 1986, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasukkan phenethylamine ke dalam Konvensi Zat Psikotropika 1971.
Dewan Pengawas Narkotika Internasional (INCB) pada 2011 menyatakan tidak ada lagi negara yang memproduksi phenethylamine sejak 2009.
Namun, Captagon telah menjadi isu penting di antara negara-negara Timur Tengah. Obat yang menimbulkan efek kecanduan itu ternyata diproduksi secara massal di wilayah Suriah yang dilanda perang.(SPA/Aljazeera/JPNN.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Perbedaan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan Saat bertemu Raja Salman
Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi