jpnn.com, GAZA - Tukang reparasi kipas angin di Jalur Gaza, Palestina, sedang panen rezeki.
Gelombang panas yang melanda wilayah Israel dan Palestina belakangan ini membuat warga berbondong-bondong membetulkan kipas angin mereka.
BACA JUGA: Bombardir Gaza 4 Hari Berturut-turut, Israel Bunuh 6 Anak dan 3 Perempuan Palestina
Mustafa Abdou adalah tukang reparasi yang meraup banyak keuntungan dari kondisi itu.
“Saya telah menjalani bisnis ini selama 40 tahun, tidak pernah sepanas ini,” ujar Mustafa saat ditemui di gerai reparasinya yang kecil.
BACA JUGA: Jadi Wakil Presiden Sidang Parlemen OKI, Fadli Zon Terus Suarakan Isu Palestina
Pria berusia 70 tahun itu duduk di antara tumpukan kipas angin rusak dan berbagai barang elektronik lainnya.
Suhu di Gaza meningkat di atas 38 derajat Celcius atau sekitar 104 Fahrenheit, tetapi layanan listrik sering kali padam.
BACA JUGA: Luncurkan Proyek Satu Israel, Netanyahu Ingin Bangun Jalur Kereta Cepat ke Arab Saudi
Oleh karena itu, warga berbondong-bondong memodifikasi kipas angin mereka agar bisa dioperasikan menggunakan baterai.
Mustafa menuturkan biasanya dirinya membetulkan beberapa kipas angin saja. Namun, lonjakan permintaan akan reparasi meningkat seiring datangnya gelombang panas.
“Saya melakuan lebih banyak perbaikan karena gelombang panas belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Mustafa.
Awalnya banyak pelanggan Mustafa dari penghuni kamp di Gaza. Namun, kini pelangganya juga dari tempat lain.
Meski dikelilingi banyak kipas angin, Mustafa terlihat gerah. Penyebabnya ialah listrik yang kerap biarpet.
Lebih dari 2,3 juta orang tinggal di Jalur Gaza, kawasan yang terjepit antara Mesir dan Israel.
Pejabat setempat menyatakan kebutuhan listrik di Jalur Gaza mencapai 500 megawatt per hari pada musim panas.
Namun, satu-satunya pembangkit di Gaza hanya mampu menghasilkan 60 megawatt, sedangkan 120 megawatt dipasok dari Israel.(ArabNews/jpnn.com)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sabtu Pagi yang Panas di Jalur Gaza, Ratusan Orang Tewas, 9 Warga Israel
Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi