JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit mengaku tidak percaya dengan hasil survei LSI Denny JA yang menempatkan Jokowi, Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014 yang akan dipilih masyarakat. Survei ini menurut Arbi hanya akal-akal untuk menjodoh-jodohkan nama-nama orang yang disurvei.
“Survei ini hanya mensurvei nama-nama yang dikenal responden. Masalahnya adalah orang yang popular bukan jaminan bisa mengurus negara. Tidak ada korelasi antara popularitas pemimpin dengan kemampuan pemimpin itu,” kata Arbi Sanit saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
Semua calon presiden 2014 lanjutnya, kemampuan memerintahnya diragukan dan tidak ada track record bahwa mereka mampu memimpin.
”Megawati saat jadi presiden tanpa prestasi. Ical banyak masalah, Prabowo pun sama. Sedang Jokowi menurut survey paling tinggi hasilnya pun belum bisa menunjukkan kinerjanya dan belum ada hasil kepemimpinannya di Jakarta," tegas Arbi.
Begitu juga dengan JK dan nama-nama lainnya yang ditampilkan survei seolah akan memberikan solusi bangsa, padahal tidak ada apa-apanya, imbuh dia.
Selain itu, Arbi juga mengretisi lembaga-lembaga survey yang hanya bisa menonjolkan sosok pemimpin yang telah gagal tersebut tanpa mencari siapa calon pemimpin yang benar-benar bisa dan layak ditampilkan.
”Kalau model seperti ini metodenya jelas, tapi saya rasa hasil surveinya pun telah jelas dipesan,” tegasnya.
Terakhir Arbi menyarankan media massa untuk tidak mempublikasi hasil-hasil survey seperti ini karena sangat menyesatkan.
"Seperti Ical dapat suara 20 koma sekian persen. Saya yakin suara yang dia dapat sebenarnya cuma koma sekian persennya saja," ungkap Arbi Sanit. (fas/jpnn)
“Survei ini hanya mensurvei nama-nama yang dikenal responden. Masalahnya adalah orang yang popular bukan jaminan bisa mengurus negara. Tidak ada korelasi antara popularitas pemimpin dengan kemampuan pemimpin itu,” kata Arbi Sanit saat dihubungi wartawan, Senin (18/3).
Semua calon presiden 2014 lanjutnya, kemampuan memerintahnya diragukan dan tidak ada track record bahwa mereka mampu memimpin.
”Megawati saat jadi presiden tanpa prestasi. Ical banyak masalah, Prabowo pun sama. Sedang Jokowi menurut survey paling tinggi hasilnya pun belum bisa menunjukkan kinerjanya dan belum ada hasil kepemimpinannya di Jakarta," tegas Arbi.
Begitu juga dengan JK dan nama-nama lainnya yang ditampilkan survei seolah akan memberikan solusi bangsa, padahal tidak ada apa-apanya, imbuh dia.
Selain itu, Arbi juga mengretisi lembaga-lembaga survey yang hanya bisa menonjolkan sosok pemimpin yang telah gagal tersebut tanpa mencari siapa calon pemimpin yang benar-benar bisa dan layak ditampilkan.
”Kalau model seperti ini metodenya jelas, tapi saya rasa hasil surveinya pun telah jelas dipesan,” tegasnya.
Terakhir Arbi menyarankan media massa untuk tidak mempublikasi hasil-hasil survey seperti ini karena sangat menyesatkan.
"Seperti Ical dapat suara 20 koma sekian persen. Saya yakin suara yang dia dapat sebenarnya cuma koma sekian persennya saja," ungkap Arbi Sanit. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Saksi Sebut Proyek MKGR, Zulkarnaen Membantah
Redaktur : Tim Redaksi