BATAM - Anak-anak tak berdosa kembali menjadi korban akibat kondisi lingkungan bermain yang tidak aman di Batam. Yang tambah menyedihkan lagi, kali ini bukan hanya satu nyawa yang melayang melainkan tiga sekaligus. Salwa, 6, Raihan, 7, dan Hafiz, 5, ditemukan warga setempat dalam kondisi tak bernyawa di kolam depan perumahan Bida Garden, Batam Kota, Sabtu (16/3) sekitar pukul 18.30.
Kejadian anak yang tewas saat bermain bukan kali ini saja terjadi di Batam. Kasus ini terus berulang, cuma tempat kejadian perkaranya saja berbeda. Kamis (28/2) lalu, Maria Magdalena Yelson Fenge,6, Kosmas Ferson Farera,4, Wihelmus Rudi Farera,3, dan Aprillius Ama Mado,5, ditemukan tewas dalam mobil Subaru BM 1306 XS. Disusul Sabtu (9/3) pukul 13.00 WIB, dua siswa SMPN 35 Batuaji, Ezra Novalentino Sembiring, 15, serta Heri Setiawan, 14 juga tewas tenggelam saat berenang di Dam Seiharapan. Dengan demikian, belum satu bulan, sudah sembilan anak yang tewas. Tempat bermain pun berubah menjadi arena maut.
Dalam peristiwa yang terbaru ini, ketiga anak ini terlihat bermain di dekat kolam tersebut sekitar pukul 16.00. Warga sekitar biasanya tidak melarang, karena anak-anak ini sudah biasa bermain di tempat tersebut. Namun, setelah sekitar dua jam ketiga anak tersebut tidak kunjung kembali ke rumah, orang tua mereka pun menjadi panik. Bersama dengan warga, mereka melakukan pencarian di sekitar perumahan tersebut. Namun, meski telah mencari hingga ke perumahan sebelah, Bida Asri II, tiga anak ini tak juga ditemukan.
Pencarian pun terus dilakukan, hingga Rahman, salah seorang warga Bida Garden, melihat ada sepeda dan tiga pasang sandal tersusun rapi di pinggir kolam taman. Ia dan beberapa warga langusng mengambil inisiatif untuk menyelam ke dalam kolam.
Tak lama kemudian, mereka berhasil menemukan Salwa, 6, anak dari pasangan Sumarno dan Maysarah, dalam kondisi tak bernyawa. Berselang beberapa saat kemudian, warga menemukan Raihan, 7, dan Hafiz, 5, yang juga sudah tak bernyawa.
Raihan dan Hafiz merupakan saudara sepupu Salwa. Keduanya sebenarnya tinggal di Batuaji, dan kemarin mereka bersama kedua orang tuanya hanya mengunjungi Sumarno dan Maysarah. Kunjungan untuk melepas rindu antar saudara ini, ternyata berakhir sangat memilukan. Ini juga menjadi kunjungan terakhir Hafiz dan Raihan ke rumah om dan tantenya.
Setelah berhasil ditemukan, ketiga korban terlebih dahulu dibawa ke rumah Sumarno. Dari sini, jenazah Hafiz dan Raihan kemudian dibawa ke rumah orang tuanya di Batuaji. Untuk kepentingan penyelidikan polisi, jenazah ketiga korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit BP Batam di Sekupang untuk divisum.
Orang tua masing- masing korban tak kuasa menahan tangis ketika menyaksikan anak yang mereka sayangi terbujur kaku tak bernyawa di hadapan mereka. Karena sangat terpuku, orang tua korban tidak bisa diwawancarai terkait peristiwa ini.
Tewasnya anak di kolam seperti yang menimpa ketiga korban, sudah sering dan berulang kali terjadi di Batam. Kondisi kolam yang tidak aman, menjadi penyebab utama musibah ini terjadi. Kolam taman yang dibangun pemerintah di depan perumahan Bida Garden ini memang memiliki bentuk yang indah dan luas.
Namun sayangnya, tidak terlihat adanya pagar pengaman di lokasi tersebut. Hal inilah yang membuat, anak-anak yang belum menyadari adanya bahaya, bisa dengan bebas bermain di tempat tersebut. ”Kami mengharapkan Pemko Batam untuk segera membuat pagar di sekeliling kolam tersebut agar kejadian ini tidak terulang lagi,” tegas Rahman. (cr22/jos)
Kejadian anak yang tewas saat bermain bukan kali ini saja terjadi di Batam. Kasus ini terus berulang, cuma tempat kejadian perkaranya saja berbeda. Kamis (28/2) lalu, Maria Magdalena Yelson Fenge,6, Kosmas Ferson Farera,4, Wihelmus Rudi Farera,3, dan Aprillius Ama Mado,5, ditemukan tewas dalam mobil Subaru BM 1306 XS. Disusul Sabtu (9/3) pukul 13.00 WIB, dua siswa SMPN 35 Batuaji, Ezra Novalentino Sembiring, 15, serta Heri Setiawan, 14 juga tewas tenggelam saat berenang di Dam Seiharapan. Dengan demikian, belum satu bulan, sudah sembilan anak yang tewas. Tempat bermain pun berubah menjadi arena maut.
Dalam peristiwa yang terbaru ini, ketiga anak ini terlihat bermain di dekat kolam tersebut sekitar pukul 16.00. Warga sekitar biasanya tidak melarang, karena anak-anak ini sudah biasa bermain di tempat tersebut. Namun, setelah sekitar dua jam ketiga anak tersebut tidak kunjung kembali ke rumah, orang tua mereka pun menjadi panik. Bersama dengan warga, mereka melakukan pencarian di sekitar perumahan tersebut. Namun, meski telah mencari hingga ke perumahan sebelah, Bida Asri II, tiga anak ini tak juga ditemukan.
Pencarian pun terus dilakukan, hingga Rahman, salah seorang warga Bida Garden, melihat ada sepeda dan tiga pasang sandal tersusun rapi di pinggir kolam taman. Ia dan beberapa warga langusng mengambil inisiatif untuk menyelam ke dalam kolam.
Tak lama kemudian, mereka berhasil menemukan Salwa, 6, anak dari pasangan Sumarno dan Maysarah, dalam kondisi tak bernyawa. Berselang beberapa saat kemudian, warga menemukan Raihan, 7, dan Hafiz, 5, yang juga sudah tak bernyawa.
Raihan dan Hafiz merupakan saudara sepupu Salwa. Keduanya sebenarnya tinggal di Batuaji, dan kemarin mereka bersama kedua orang tuanya hanya mengunjungi Sumarno dan Maysarah. Kunjungan untuk melepas rindu antar saudara ini, ternyata berakhir sangat memilukan. Ini juga menjadi kunjungan terakhir Hafiz dan Raihan ke rumah om dan tantenya.
Setelah berhasil ditemukan, ketiga korban terlebih dahulu dibawa ke rumah Sumarno. Dari sini, jenazah Hafiz dan Raihan kemudian dibawa ke rumah orang tuanya di Batuaji. Untuk kepentingan penyelidikan polisi, jenazah ketiga korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit BP Batam di Sekupang untuk divisum.
Orang tua masing- masing korban tak kuasa menahan tangis ketika menyaksikan anak yang mereka sayangi terbujur kaku tak bernyawa di hadapan mereka. Karena sangat terpuku, orang tua korban tidak bisa diwawancarai terkait peristiwa ini.
Tewasnya anak di kolam seperti yang menimpa ketiga korban, sudah sering dan berulang kali terjadi di Batam. Kondisi kolam yang tidak aman, menjadi penyebab utama musibah ini terjadi. Kolam taman yang dibangun pemerintah di depan perumahan Bida Garden ini memang memiliki bentuk yang indah dan luas.
Namun sayangnya, tidak terlihat adanya pagar pengaman di lokasi tersebut. Hal inilah yang membuat, anak-anak yang belum menyadari adanya bahaya, bisa dengan bebas bermain di tempat tersebut. ”Kami mengharapkan Pemko Batam untuk segera membuat pagar di sekeliling kolam tersebut agar kejadian ini tidak terulang lagi,” tegas Rahman. (cr22/jos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Paskah, HKBP Bedah Rumah
Redaktur : Tim Redaksi