Kepala Dinas Pertanian Jatim Eko Wibawa Putra mengatakan ada kecenderungan penurunan luas areal tanam pada tahun ini, sehingga menyebabkan produksi kedelai tidak mengalami peningkatan. Menyusutnya areal tanam itu berlangsung di beberapa daerah yang merupakan penghasil kedelai terbesar, seperti Banyuwangi, Ngawi, Lumajang, Lamongan, Ponorogo dan Tulungagung.
"Kalangan petani menilai, bertanam kedelai tidak lebih menguntungkan dibandingkan padi dan jagung. Karena itu, ketika areal tanam kedelai menyusut, lahannya digunakan untuk menanam komoditas lain, sehingga di sisi lain produksi padi dan jagung meningkat," imbuh Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jawa Timur Achmad Nurfalakhi kemarin (5/11). Menurut perhitungan, keuntungan menanam kedelai hanya sekitar Rp 2,5 juta per hektare, sedangkan padi bisa mencapai Rp 15 juta per hektare tiap kali tanam.
Dia menyebutkan, saat ini luas areal tanam kedelai tercatat hanya 226.892 hektare. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 263.782 hektare, sehingga masih defisit 36.890 hektare. "Sebenarnya kami berharap bisa mencapai setidaknya 300.000 hektare, karena dengan produktivitas 1,5 ton per hektare, produksi kedelai bisa menembus 450.000 dan itu mencukupi untuk konsumsi Jatim sebesar 460 ribu ton per tahun," tutur dia.
Di sisi lain, harga yang membaik digadang-gadang bakal membuat petani tertarik untuk menanam kedelai. Seperti diketahui, harga kedelai melonjak hingga kisaran Rp 8.000-8.500 per kg pada pertengahan tahun ini. Sedangkan sebelumnya kedelai hanya dihargai Rp 5.000 per kg. "Tapi, panen yang berlangsung sekarang, merupakan hasil tanam pada pertengahan tahun di saat harga kedelai masih rendah," tuturnya.
Karena itu, lanjut dia, ke depan perlu segera ditetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) kedelai, sehingga bisa menjadi jaminan bagi petani. Selain itu, rencana pemerintah menetapkan bulog sebagai lembaga penyangga atau stabilisator harga kedelai dinilai bakal mendongkrak kinerja produksi.
Untuk tahun ini, diperkirakan produksi kedelai tak jauh berbeda dengan 2011 lalu sebesar 366.990 ton. Berdasar angka ramalan (ARAM) I 2012 produksi kedelai sebesar 310.000 ton dan ARAM II 2012 (realisasi sampai Agustus) mencapai 316.000 ton. "Nah untuk mencapai produksi tahun lalu, masih kurang 50.000 ton. Kami optimistis tercapai, karena September-Oktober merupakan musim panen kedelai," tandasnya. (res)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wajib Pajak Perumnas Sulit Ditagih
Redaktur : Tim Redaksi