jpnn.com, MALANG - Arema FC sudah tidak terlalu punya harapan di kompetisi Liga 1 musim ini.
Dengan berada di peringkat delapan klasemen sementara, tim berjuluk Singo Edan ini nyaris mustahil masuk tiga besar klasemen akhir.
BACA JUGA: Friska Sudah Tak Sabar Pengin Jebol Gawang Persija
Sedangkan untuk urusan supporter, para Aremania-julukan supporter Arema FC- seolah berada di titik jenuh.
Dalam banyak laga, Stadion Kanjuruhan terlihat melompong. Singkatnya, gairah mendukung tim ini sudah jauh menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Waspada, Arema FC Bisa Saja Mendadak Edan
Dari data yang dihimpun Radar Malang (Jawa Pos Group), dari lima laga kandang terakhir, supporter terbanyak cuman saat laga melawan Persija Jakarta yakni 26.917 supporter.
Sedangkan sisanya selalu berada di bawah tujuh ribu seperti saat laga terakhir melawan PS TNI yang hanya 4.363 supporter, melawan Persela 6.008 suppporter, dan paling miris saat melawan Persiba Balikpapan dengan 1.664 supporter.
BACA JUGA: Semen Padang Tetap Berkutat di Papan Bawah
Terkait hal tersebut, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Haris membenarkan data-data yang menunjukan minimnya supporter tersebut.
Secara umum, dia menyebut bahwa penurunan mencapai 30 persen dibanding musim lalu.”Iya betul (data itu,red),” katanya tadi malam saat ditanya perihal rincian data tersebut.
”Sekarang rata-rata tiap pertandingan mungkin hanya berkisar 7.000-an,” imbuhnya.
Dia melanjutkan, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi turunnya suporter. Penampilan Arema FC yang tidak sesuai ekspektasi Aremania memang menjadi salah satu penyebabnya.”Mungkin prestasi, dan juga jadwal pertandingan,” imbuhnya.
Menurutnya, jam pertandingan yang dilaksanakan pada hari kerja atau pertandingan malam hari membuat para suporter enggan untuk datang langsung ke stadion.
Apalagi, Stadion Kanjuruhan cukup jauh dari Kota Malang. Selama ini, Kota Malang masih dinilai sebagai basis terbesar Aremania.”Live (siaran langsung) yang secara terus menerus juga berpengaruh,” imbuh Abdul Haris.
Tak hanya itu, menurut beberapa pengakuan rekan-rekan Aremania yang berbicara dengannya, harga tiket yang dirasa terlalu mahal juga berpengaruh pada minat suporter.
Saat ini, harga tiket untuk ekonomi Rp 35 ribu, dan bisa naik Rp 40 ribu di laga big match. Sedangkan untuk VIP sebanyak Rp 100 ribu dan VVIP Rp 150 ribu.
”Sekarang dengan menggunakan HP saja, semua bisa lihat (menonton pertandingan),” tambahnya.
Meski demikian, ia menganggap hal tersebut adalah hal yang wajar.”Tim-tim besar jumlah penontonnya juga banyak yang turun,” ucapnya. Ia mencontohkan klub seperti Persib Bandung dan juga Sriwijaya FC juga mengalami fenomena yang serupa.
Sementara itu, ketika disinggung pertandingan kandang berikutnya melawan Persegres Gresik United, rabu (25/10) mendatang, dia berharap Aremania tetap menunjukan kualitasnya.
Meskipun, lawannya adalah juru kunci liga 1.”Walaupun Arema FC jatuh bangun, tapi mari kita tunjukkan bahwa kita cinta Arema,” ungkap pria yang juga Ketua UPT Stadion Kanjuruhan itu.
Ia menjelaskan lebih lanjut, bahwa kedatangan Aremania secara langsung dapat mempengaruhi kondisi tim secara keseluruhan.
”Karena pemain membutuhkan suporter untuk menyemangatinya, dan tim untuk kebutuhan finansialnya,” tandasnya.
Sementara itu, Manajer Arema FC, Ruddy Widodo menjelaskan, menurunnya jumlah suporter karena tingkat keinginan Aremania terhadap prestasi klub kebanggaannya sangat tinggi. ”Arema itu grade-nya tinggi,” ungkap Ruddy.
Ia menjelaskan lebih lanjut, bahwa untuk saat ini, Arema kekurangan melawan tim-tim besar di Indonesia.
”Karena masih banyak tim bentukan-bentukan baru. Mungkin itu yang menjadikan Aremania tidak tertarik,” bebernya.
Lebih lanjut, ia menceritakan bahwa pada beberapa musim yang lalu, Arema kerap kali berduel di pertandingan papan atas. Bahkan tidak hanya di pentas sepakbola nasional, melainkan juga internasional.
”Dulu Arema ikut LCA (Liga Champion Asia) kemudian berikutnya ada AFC Cup. Mungkin itu juga berpengaruh,” tandasnya.(gg/riq)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bali United, Hentikan Buang Kesempatan
Redaktur & Reporter : Soetomo