Arena Corinthians Butuh Kibasan Curupira

Senin, 10 Maret 2014 – 04:48 WIB

jpnn.com - Kalau FIFA FIFA dianalogikan sebagai pemburu yang menakutkan, Arena Corinthians sungguh butuh kehadiran Curupira saat ini. Jika tidak, stadion berkapasitas asli 48.263 penonton itu bakal mencoreng reputasi Brasil sebagai tuan rumah Piala Dunia 2014.

Laporan Tatang Mahardika dari Sao Paulo

BACA JUGA: Hull City Pecahkan Rekor setelah 84 Tahun

CURUPIRA adalah sosok dalam cerita rakyat Brasil populer yang berwujud jin lelaki berambut merah. Dengan sekali kibasan, Curupira bisa berubah wujud menjadi binatang untuk mengacaukan perhatian pemburu.

Dengan tenggat yang kembali harus diundur sebulan, atap yang roboh November lalu masih harus disangga, tempat duduk tambahan sedang dipasang, dan jalan di sekitar stadion belum selesai dikerjakan.

BACA JUGA: Tim Kasta Kedua Liga Inggris Depak City dari Piala FA

Arena Corinthians sungguh butuh kibasan Curupira. Simsalabim...selesai!

Tanda-tandanya begitu mengkhawatirkan. Ketika berkunjung ke sana Jumat siang lalu (7/3) waktu Sao Paulo, Jawa Pos tak ubahnya mendatangi proyek properti yang masih jauh dari kata selesai. Begitu keluar dari Stasiun Corinthians-Itaquera, pemandangan yang menyergap adalah lalu lalang backhoe serta para pekerja yang tengah bekerja keras menyelesaikan jalan di sekitar stadion. Jembatan penghubung antara stasiun dan stadion belum tersambung.

BACA JUGA: Tiongkok Bawa Pulang Gelar Tunggal Putri dan Ganda Putri

Semakin dekat ke stadion yang menghabiskan biaya 850 juta reis (sekitar Rp 4,23 triliun) itu, tiang-tiang dan berbagai bahan proyek menumpuk. Sebuah truk besar pengangkut furnitur tampak parkir persis di depan pintu masuk. Tak ada umbul-umbul, baliho, atau spanduk yang menandakan stadion tersebut bakal menghelat enam laga Piala Dunia 2014. Termasuk partai pembuka pada 12 Juni mendatang antara tuan rumah Brasil versus Kroasia yang tinggal 95 hari lagi.

“Anda membayar saya berapa pun, saya tetap tidak akan mengizinkan Anda masuk,” kata Adriano, salah seorang petugas yang berjaga di pintu masuk, kepada Jawa Pos. Memang hanya yang berkepentingan yang diperkenankan masuk. Tapi, siapa saja bebas mengambil gambar stadion sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Sao Paulo tersebut.

Jadilah Arena Corinthians sasaran jepretan warga sekitar. Meski panas menyengat di sekitar area yang masih tampak gersang tersebut, puluhan pengunjung dari luar pagar mengambil gambar sembari menjadikannya gunji­ngan.

“Kalau dikebut dalam waktu tersisa mungkin bisa selesai. Tapi, apa tidak lantas mengkhawatirkan dari sisi kualitas bangunan,” ujar Addilson Souza, suporter Corinthians yang mengajak dua sepupunya dari Salvador.

Sekjen FIFA Jerome Valcke awal pekan ini mengumumkan, tenggat penyelesaian Arena Corinthians yang semula 15 April diundur lagi sebulan. Padahal, 15 April itu saja sebenarnya sudah mundur dari jadwal semula: Desember 2013. “Boleh dibilang penyelesaian Arena Corinthians saat ini sudah dalam tahap tidak lagi bisa menunggu semen kering,” kata Vlacke seperti dilansir situs resmi FIFA.

Sudah demikian gawat memang keadaannya. Dengan ditargetkan dibuka pada 15 Mei itu saja, Arena Corinthians sebenarnya telah memecahkan rekor sebagai venue Piala Dunia yang paling telat penyelesaiannya sepanjang sejarah.

Waktu yang sudah demikian mepet membuat FIFA tak bisa lagi memindahkan jatah penyelenggaraan Arena Corinthians ke venue lain. Apalagi, dua stadion lain di Sao Paulo, Pacaembu dan Morumbi, tak memenuhi syarat karena tak memiliki atap.

Tidak menjadikan Sao Paulo sebagai salah satu host city jelas sebuah skandal besar. Bersama Rio de Janeiro, Sao Paulo adalah kiblat sepak bola Brasil. Tiga klub raksasa berkandang di kota terbesar di Negeri Samba tersebut: Corinthians, Sao Paulo, dan Palmeiras. Belum lagi klub legendaris penghasil Pele, Robinho, dan Neymar yang masuk wilayah Negara Bagian Sao Paulo: Santos. Jangan lupakan juga, Sao Paulo adalah wilayah yang paling banyak dijadikan markas tim peserta Piala Dunia 2014.

Kondisi tersebut memaksa panitia lokal dan mereka yang terlibat di proyek Arena Corinthians bekerja siang malam mengejar tenggat di bawah tatapan tajam FIFA. Karena itu, sebuah kibasan Curupira sangat diperlukan agar partai pembuka ajang terakbar sejagat tersebut tidak dihelat di venue yang dipaksakan selesai.(*/c10/ca)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Chong Wei Juara Tunggal Putra All England


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler