Argentina Bakal Ubah Pola

Sabtu, 05 Juli 2014 – 11:44 WIB

jpnn.com - BRASILIA – Impian Belgia mencapai final Piala Dunia nyaris terwujud pada 1986. Sayangnya, impian tersebut harus musnah. Die Roten Teufel alias Setan Merah –julukan timnas Belgia– gagal melangkah ke final setelah dikalahkan Argentina 2-0 pada laga semifinal yang berlangsung di Stadion Azteca. Dua gol Argentina saat itu diborong sang superstar Diego Maradona.

Nah, setelah kekalahan dalam semifinal 1986, kedua tim kembali bertemu pada babak perempat final Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Estadio Nacional Mane Garrincha, Brasilia, malam nanti (tayangan langsung AnTV/TV One pukul 23.00 WIB).

BACA JUGA: Ferdinand Sinaga Janji Lebih Baik

Laga tersebut akan menjadi luapan dendam Vincent Kompany dkk atas kekalahan yang diderita senior mereka pada 28 tahun silam.

Optimisme pun menyelimuti skuad asuhan Marc Wilmots itu. Maklum, skuad Belgia dalam Piala Dunia 2014 ini merupakan generasi emas kedua setelah era Eric Gerets dkk. Bahkan, jika dibandingkan dengan era Gerets dkk pada 1980-an, kemampuan Belgia kali ini lebih lengkap dan merata.

BACA JUGA: Yakin Bisa Mengatasi Messi

Belgia kerap tersendat jika berhadapan dengan wakil Amerika Selatan. Namun, melihat kinerja yang ditunjukkan Kompany dkk selama di Brasil, Wilmots yakin handicap itu bisa teratasi.

’’Kami bisa saja harus beradaptasi dulu dengan permainan Argentina. Namun, ada satu yang menarik, bagaimana cara mereka beradaptasi dengan permainan kami?’’ tutur Wilmots kepada Associated Press.

BACA JUGA: Fellaini Bakal Dijual Van Gaal

Absennya pemain belakang Anthony-Vanden Borre karena cedera memang sempat merepotkan Wilmots. Namun, Toby Alderweireld bisa menjadi solusi. Dia tampil bagus ketika Belgia menaklukkan Amerika Serikat dalam babak 16 Besar lewat extratime.

Wilmots juga mengakui keunggulan Argentina dengan beberapa pemain yang merumput di kompetisi Eropa. Meski demikian, Wilmots sudah mengantongi beberapa kelemahan dari sisi permainan Lionel Messi dkk sejak fase grup.

’’Mereka punya Di Maria, Lavezzi, Higuain, dan Messi. Tapi, kami melihat ada kelemahan dalam keseimbangan tim. Itulah persoalan mereka,’’ bebernya.

Ya, meski menyandang status unggulan, Argentina bukannya tidak punya kendala. Ketergantungan mereka terhadap Messi masih tinggi. Empat di antara tujuh gol yang diceploskan Argentina hingga babak 16 besar lalu merupakan kontribusi Messi.

Tim Tango –julukan timnas Argentina– malam nanti juga menghadapi kendala di barisan pertahanan menyusul absennya Marcos Rojo karena akumulasi kartu kuning. Absennya Rojo bisa membuat celah di sisi kiri pertahanan Argentina.

Bek senior Jose Maria Basanta yang diplot sebagai pengganti sementara ini baru tampil 15 menit. Padahal, di sisi itu, Argentina dituntut menahan gempuran Belgia lewat Dries Mertens.

’’Rojo memang sangat bagus. Tapi, kami harus memberikan kepercayaan yang sama kepada Basanta,’’ papar pelatih Argentina Alejandro Sabella.

Dia juga sudah memikirkan upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap Messi atau Messidependencia. Yakni, Sabella tidak lagi memakai pola 4-3-3, melainkan 4-2-3-1 dengan menempatkan Messi sebagai second striker di belakang Gonzalo Higuain.

Perubahan itu sekaligus dilakukan untuk mendongkrak performa Higuain yang sepanjang perhelatan Piala Dunia 2014 belum mencetak sebiji gol pun.

Padahal, dengan postur setinggi 1,84 meter dan berat 82 kilogram, dia merupakan sosok striker yang ideal untuk memenangi pertarungan di kotak penalti.

Namun, Higuain tidak risau atas seretnya produktivitas gol dirinya di Brasil. ’’Semua striker memang perlu mencetak gol. Tapi, mereka juga harus membantu tim. Saya berharap gol itu segera datang. Sejauh ini, saya merasa tidak ada masalah,’’ tegas Higuain. (ren/c5/bas)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cari Celah Strategi Sabella


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler