jpnn.com, BUENOS AIRES - Sudah empat hari kapal selam milik militer Argentina, ARA San Juan, dinyatakan hilang. Meski kecil, harapan untuk menemukan 44 kru kapal muncul ketika Kementerian Pertahanan Argentina mendapati sinyal yang diduga berasal dari kapal selam jenis TR-1700 tersebut. Kapal selam itu berupaya berkomunikasi via satelit Sabtu (18/11).
Ada tujuh sinyal panggilan komunikasi via satelit yang terputus. Panggilan berlangsung menjelang tengah hari selama 4–36 detik.
BACA JUGA: Kapal Selam Argentina dan 44 Awak Hilang di Samudra Atlantik
’’Kami akan melakukan segala cara untuk menemukan kapal selam itu secepatnya,’’ cuit Presiden Argentina Mauricio Macri lewat akun Twitter-nya Sabtu lalu.
ARA San Juan tidak memberikan kabar sejak Rabu (15/11). Kapal selam buatan Jerman itu baru kembali dari misi rutin di Ushuaia, Argentina, dan akan berlabuh di pangkalan Mar de Plata.
Tapi, saat berada di posisi 432 kilometer dari wilayah pantai Argentina para Rabu pagi, ARA San Juan hilang kontak. Pemerintah yakin seluruh kru masih hidup karena ada cadangan oksigen dan makanan.
Kementerian pertahanan menyatakan tengah berusaha melacak lokasi sinyal itu dengan bantuan dari perusahaan AS yang memiliki keahlian di bidang komunikasi satelit.
Tidak diungkapkan perusahaan apa yang digandeng. ’’Upaya komunikasi dari Ara San Juan gagal kemungkinan karena cuaca buruk,’’ ujar sumber di kementerian pertahanan.
Kemungkinan lainnya adalah sumber tenaga di kapal selam itu mati atau terputus sehingga mereka kesulitan untuk naik ke permukaan dan melakukan kontak.
Pemerintah AS ikut membantu dengan mengirimkan pesawat untuk penelitian NASA P-3 dan angkatan lautnya. Cile, Afrika Selatan, dan beberapa negara lainnya juga mengulurkan bantuan. Cuaca buruk berupa angin kencang dan ombak setinggi lebih dari 6 meter menjadi penghalang pencarian.
ARA San Juan adalah kapal selam tua. Pemerintah Argentina membelinya dalam kondisi bekas pada 1985. Pada 2008, mereka melakukan perbaikan mesin besar-besaran dengan harapan agar kapal selam itu bisa tetap dipakai selama 30 tahun ke depan alias hingga 2038. (Reuters/BBC/Al Jazeera/sha/c6/any)
Redaktur & Reporter : Adil