jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR Aria Bima menepis anggapan parlemen abai dalam persoalan masyarakat, termasuk menghadapi pandemi Covid-19.
Berbicara dalam rapat paripurna Ke -14 DPR RI Masa Persidangan III Tahun Sidang 2019-2024, Selasa (5/5), Aria menegaskan bahwa komisinya dengan berbagai mitra kerja sudah menggelar lebih 20 kali rapat membahas persoalan terkait Covid-19.
BACA JUGA: Aria Bima PDIP Usulkan Gerakan Tutup Mulut di Tengah Pandemi Corona
"Rapat Covid-19 sudah digelar dua puluh kali sesuai perintah pimpinan DPR kepada seluruh jajaran AKD (alat kelengkapan dewan) untuk melakukan fungsi pengawasan berkaitan dengan virus corona, bagaimana mengatasi pasien yang terkena virus, maupun dampak penyebarannya," kata Aria.
Politikus PDI Perjuangan itu lantas memerinci rapat Komisi VI DPR itu antara lain dengan Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian.
BACA JUGA: Aria Bima: Ada Upaya Menjatuhkan Menteri di Panja Jiiwasraya
"DPR sudah bekerja. DPR sudah rapat dengan BUMN berkaitan energi, baik itu PLN, Pertamina, PGN, dalam situasi mengatasi dampak ringan, menengah, dan berat. Termasuk dalam pemetaan situasi sekarang ini ada, baik yang dilaksanakan akibat PSBB maupun lainnya," paparnya.
Selain itu, kata dia, juga bersama BUMN pangan membahas bagaimana ketersediaan dalam situasi saat ini terutama puasa dan Lebaran, termasuk melakukan pemetaan-pemetaan. DPR, lanjut dia, juga telah melaksanakan rapat dengan BUMN farmasi maupun kesehatan seperti Bio Farma, Kimia Farma, Phapros menjamin ketersediaan farmasi, keuangan, transportasi dan lainnya.
"Ini hanya untuk mengatakan kami tidak diam begitu saja berkaitan dengan persoalan masyarakat yang ada," katanya.
Ia menegaskan pimpinan maupun AKD tiap hari rapat virtual. Bahkan ada pula melakukan kunjungan spesifik untuk meninjau harga kebutuhan pokok dan ketersediaan.
"Dalam forum terhormat ini kami sampaikan naif kalau sampai kita-kita ini diangap abai persoalan rakyat," kata Bima. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy