jpnn.com, JAKARTA - Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Aria Bima mengusulkan untuk melakukan lockdown mulut atau menutup mulut di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Bima, usulan ini bisa dijadikan gerakan untuk memperkuat apa saja yang sudah disampaikan pemerintah.
BACA JUGA: Habib Aboe PKS Nilai Perppu Corona Mengamputasi Kewenangan DPR
“Memberikan penguatan dari kami (DPR), tugas legislasi dan tugas pengawasan kami yakni mengenai hal yang terkait dengan masalah menutup rapat mulut, pimpinan,” kata Bima saat Rapat Paripurna DPR, Kamis (2/4).
Aria memandang bahwa ada suatu gerakan yang harus dilakukan yakni lockdown mulut untuk seluruh masyarakat.
BACA JUGA: Jokowi Terbitkan Perppu Corona, Begini Respons Hidayat Nur Wahid
Menurut Aria, dari beberapa negara yang sangat signifikan terhadap penularan dan penyebaran virus itu bukan melakukan lockdown dalam arti menutup suatu lokasi. Namun, lebih kepada lockdown ‘menutup mulut’ yang terkena maupun yang tidak terkena.
“Itu cukup berhasil, pimpinan. Saya berharap karena di sini DPR yang mewakili berbagai wilayah untuk bisa menyosialisasikan ini, partai politik bisa menyosialisasikan ini,” katanya.
BACA JUGA: Kebijakan Pak Jokowi di Tengah Wabah Corona Sudah Tepat
Wakil Ketua Komisi VI DPR itu menjelaskan me-lockdown mulut itu bisa dilakukan dengan menggunakan masker standar yang nonmedis. Sementara, kata dia, untuk masker yang berstandar medis diprioritaskan untuk yang memang memerlukan seperti kawan-kawan yang di barisan terdepan menangani korban di rumah sakit-rumah sakit.
Aria berharap masker penutup mulut atau masker nonmedis ini bisa terbuat dari apa saja dan digerakkan ke seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 260 juta jiwa ini.
“Dengan kita berusaha bagaimana kita masih bisa dengan masker mulut ini bisa bicara, bisa mendengar, bisa ngorbol satu sama lain, tetap dengan menjaga jarak dan aman sesuai dengan anjuran pemerintah,” jelasnya.
Sekali lagi, Aria berharap seluruh rekan-rekan partai maupun fraksi yang ada untuk bisa menyosialisasikan ini. “Kami harap seperti Vietnam, Singapura, dan bahkan Wuhan sendiri, dan kita tidak perlu malu mencontoh untuk mewajibkan makai masker,” katanya.
Menurut Aria, tentunya ini akan berdampak bagaimana virus yang saat ini sudah begitu masif tentunya bisa dipaksa tidak menyebar.
“Tentunya kami berharap kalau perlu ini jadi gerakan yang ada reward and punishment baik di pemerintah pusat maupun pemerintah daerah kepada warganya,” katanya.
Aria berharap lockdown mulut ini bisa menjadi gerakan kreatif di masyarakat, dan bagaimana masker nonmedis ini bisa menggerakkan para pelaku-pelaku usaha kecil menengah mikro.(boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy