Arief Poyuono Desak Prabowo Minta Maaf Terkait Penangkapan Menteri Edhy

Kamis, 26 November 2020 – 14:39 WIB
Arief Poyuono. Foto: dok JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum muncul memberikan pernyataan sejak Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dikabarkan ditangkap, kemudian ditetapkan sebagai tersangka hingga ditahan KPK.

Oleh karena itu, mantan Wakil Ketum Partai Gerindra Arief Poyuono menunggu Prabowo Subianto memberikan pernyataan dan meminta maaf kepada publik, terkait peristiwa yang menjerat Edhy Prabowo.

BACA JUGA: Istri Berduaan dengan Selingkuhan di Room, Suami Masuk, Banjir Darah

Apalagi Edhy juga merupakan waketum Partai Gerindra dan dikenal sebagai orang dekat Prabowo Subianto.  

"Ayo, ke mana nih Prabowo, ketua umum saya kok diam saja sih. Keluar dong, tunjukkan diri ke masyarakat dan katakan maaf yang sebesar-besarnya pada masyarakat terkait ditangkapnya Edhy Prabowo oleh KPK. Jangan cuma ketua harian yang bicara di publik," kata Arief dalam keterangan resminya, Kamis (26/11).

BACA JUGA: Edhy Prabowo Ditangkap KPK, Arief Poyuono: Tamat Sudah Cita-cita Prabowo Menjadi Presiden

Ia menegaskan masyarakat menantikan pernyataan Prabowo. Sebab, masyarakat pengin tahu apa yang disampaikan Prabowo terkait persoalan yang menjerat Edhy Prabowo. 

"Mas Bowo tahu tidak, masyarakat menantikan ucapan mas. Mereka ingin tahu pesan apa yang ingin disampaikan Mas Bowo," ungkapnya.

BACA JUGA: Menteri Edhy Ditangkap KPK, Ruhut Singgung Peluang Prabowo di Pilpres 2024

Arief mengaku tahu Prabowo tidak punya jiwa pengecut. Karena itu, ia mengaku ingin Prabowo bicara ke masyarakat tentang penangkapan Edhy Prabowo.

"Saya tahu benar Mas Bowo itu tidak punya jiwa pengecut, maka saya dan kader-kader Gerindra menginginkan Mas Bowo bicara ke masyarakat tentang penangkapan kader terbaik Gerindra oleh KPK," pinta Arief.

Dia mengaku sampai detik ini masih punya impian kalau Indonesia nanti punya presiden yang bernama Prabowo Subianto.

"Karena itu saya meminta Mas Bowo bicara,  bicaralah, jangan diam seribu bahasa,  dan  bertanggung jawab atas kejadian yang sangat memalukan untuk partai ini," ungkap Poyuono. 

Menurut Arief, sangat penting Prabowo untuk berbicara karena ini menyangkut keselamatan Partai Gerindra ke depan yang sudah di bangun dengan susah payah dan berkeringat selama ini hingga menjadi partai terbesar kedua di Indonesia.

"Ayo bicara Mas Bowo. Kami menunggu arahan dan perintahmu, akan ke mana arah partai nanti," kata Arief.

KPK menetapkan Edhy Prabowo sebagai tersangka suap terkait perizinan tambak, usaha dan/atau pengelolaan perikanan atau komoditas perairan sejenis lainnya Tahun 2020.

Selain Edhy, enam orang lainnya juga telah ditetapkan sebagai tersangka. Edhy bersama empat orang lain sudah ditahan KPK.

"Para tersangka saat ini dilakukan penahanan rutan selama 20 hari terhitung sejak 25 November 2020 sampai dengan 14 Desember 2020 di Rutan Cabang KPK di Gedung Merah Putih KPK untuk tersangka EP, SAF, SWD, AF, dan SJT," ucap Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango saat jumpa pers di gedung KPK, Jakarta, Rabu (25/11) malam.

Empat tersangka lainnya yang ditahan, yaitu Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus Wakil Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Safri (SAF), pengurus PT ACK Siswadi (SWD), staf istri Menteri Kelautan dan Perikanan Ainul Faqih (AF), dan Direktur PT DPP Suharjito (SJT).

Dua tersangka lainnya belum ditahan dan diimbau segera menyerahkan diri ke KPK.

Mereka adalah Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus Ketua Pelaksana Tim Uji Tuntas (Due Diligence) Andreau Pribadi Misata (APM), dan Amiril Mukminin (AM).

KPK menduga Edhy menerima total Rp9,8 miliar dan 100 ribu dolar AS dalam kasus tersebut. (boy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler