Arief Poyuono Sarankan Jokowi Lakukan Tiga Upaya Selamatkan Ekonomi

Senin, 03 Agustus 2020 – 11:21 WIB
Presiden Jokowi optimistis kondisi perekonomian Indonesia segara pulih. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyarankan Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mengambil kebijakan mengatasi dampak Covid-19 guna meringankan beban pengeluaran dan menaikkan daya beli masyarakat.

Pertama, Arief menyarankan menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Sebab, ujar Arief, harga minyak dunia sudah makin turun akibat permintaan yang menurun karena pelemahan ekonomi global dan resesi melanda negara negara yang memiliki perekonomian yang besar dan kuat selama ini.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Ada Hal Mistis Apa di Istana? Calon Kapolri Jenderal Bintang Dua, Oh Jaksa Pinangki

"Hal ini penting agar bisa menurunkan harga-harga barang dan jasa," kata Arief, Senin (3/8).

Kedua, Arief menyarankan menunda kenaikan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

BACA JUGA: Usut Grup Usaha Djoko Tjandra, Arief Poyuono: Ayo Siapa Cepat, KPK, Kejagung atau Bareskrim?

Dia juga meminta pemerintah menalangi kekurangan dana BPJS kesehatan dengan dana penyelamatan ekonomi nasional.

"Hal ini akan sangat membantu masyarakat ekonomi kelas menengah dan kecil, serta industri dan jasa kesehatan akan bertumbuh dan berdampak pada tumbuhnya perekonomian di sektor kesehatan," ungkap Arief.

BACA JUGA: Nama Jokowi Dipuja Puji Warga di Puncak Papua Gara-Gara Ini

Ketiga, Arief menyarankan membuka lapangan kerja padat karya untuk korban pemutusan hubungan kerja (PHK), dengan mengoptimalkan belanja pemerintah pusat dan daerah.

"Program padat karya di desa bisa menampung arus balik masyarakat di perkotaan yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan yang kembali ke desa," jelasnya.

Menurutnya pula, program padat karya di desa bisa diarahkan dengan program-program optimalisasi industri pangan di desa.

Selain itu, juga dengan mengoptimalisasi lahan-lahan tidur khusus di pulau Jawa dan Sumatera milik negara dan perusahaan-perusahaan yang selama ini tidak dimanfaatkan untuk bercocok tanam akibat lahan-lahan dibeli murah murah oleh korporasi.

"Serta lahan tersebut beralih fungsi akhirnya," katanya.

Arief berpendapat hal ini penting untuk mengatasi ancaman krisis pangan di Indonesia akibat dampak Covid 19 yang juga melanda negara-negara pengekspor pangan ke tanah air.

"Sehingga negara-negara tersebut menghentikan ekspor pangan mereka ke Indonesia serta digunakan untuk kepentingan pangan nasional mereka," jelasnya.

Dia menegaskan bahwa dengan melakukan ketiga kebijakan tersebut dipastikan ancaman resesi ekonomi terhadap Indonesia bisa terhindar. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler